SURABAYA, isafetymagz.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Waskita Karya, kembali menggelar pelatihan dan uji kompetensi bagi para mahasiswa jurusan Teknik.
Kali ini, pelatihan dan uji kompetensi yang merupakan bagian dari program sertifikasi keahlian (SKA) tenaga ahli muda bidang konstruksi itu diikuti 190 mahasiswa Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian (FT SLK) Institut Teknologi Sepeuluhnovember (ITS) Surabaya dari berbagai jurusan.
Mereka berasal dari jurusan Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Teknik Kebumian, dan Teknik Arsitektur. Ada beberapa materi yang dilatih dan dujikompetensikan. Yaitu Ahli Muda Manajemen Konstruksi, Ahli Muda K3 Konstruksi, dan Ahli Muda Penyediaan Air Minum.
Dalam pelatihan dan uji kompetensi yang bertempat di FT SLK ITS Surabaya pada Senin (18/3/2019) itu turut hadir SVP QHSE PT Waskita Karya (Persero) Tbk Subkhan, ST, MPSDA yang hadir mewakili Direktur Human Capital Management (HCM).
Hadir pula Dekan FT SLK ITS IDAA Warmadewanti, ST, MT, PhD, Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya Kemen PUPR Edy Sutrisno, ST, MTECH, dan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Provinsi Jawa Timur Ir Erlangga Satri Agung.
Pelatihan dan uji kompetensi dilakukan dengan pola distance learning (pelatihan jarak jauh) atau yang selama ini dikenal dengan SIBIMA (Sistem Informasi Belajar Intensif Mandiri) Konstruksi. Dalam pelatihan ini, para peserta diberikan pengenalan dan pengetahuan mengenai dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Program SIBIMA merupakan bagian dari program sertifikasi bagi tenaga ahli muda di bidang konstruksi. Pelatihan diberikan kepada para mahasiswa agar mereka memiliki kehalian atau kompetensi ketika lulus menjadi Sarjana.
SIBIMA Konstruksi merupakan amanah dari Pasal 69 dan Pasal 70 UU No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Bahwa setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.
SIBIMA Konstruksi memadukan konsep pelatihan jarak jauh/distance learning dengan pengetahuan manajemen guna menjangkau seluruh pelosok nusantara. Itu karena pelatihan konvensional dirasa tidak mampu menjangkau area pelosok. (Hasanuddin)