Yogyakarta, isafetymagazine.com – Sucofindo Cabang Semarang menilai kecelakaan kerja dalam dunia kerja bisa terjadi jika keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan (K3L) tidak memperoleh perhatian khusus dari perusahaan.
Kerugian akibat peristiwa ini tidak hanya diderita oleh korban kecelakaan kerja, namun juga dialami perusahaan.
“Kerugian yang ditanggung oleh perusahaan dalam peristiwa kecelakaan kerja rupanya cukup besar, karena mencakup berbagai hal selain biaya pengobatan, salah satunya adalah perbaikan atau penggantian alat yang rusak akibat kecelakaan kerja,” kata QSHE Officer PT Sucofindo Cabang Semarang, Nurrina Riska Amalia di Ruang Sidang A-1 DTMI FT UGM belum lama ini.
Dengan begitu penerapan sistem manajemen K3 (SMK3) mesti terorganisir di dalam perusahaan secara optimal. Langkah ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 Tahun 2012 atau ISO 45001.
“Sehingga bisa mencegah munculnya potensi bahaya demi meminimalisasi risiko kecelakaan kerja,” ujarnya.
Sementara itu Staf Pengajar DTMI UGM sekaligus Kepala Laboratorium Ergonomika dan anggota tim Task Force SMK3 FT UGM, Ardiyanto, Ph.D mengemukakan dari kuliah tamu kali ini diharapkan mahasiswa mendapatkan berbagai macam insight tentang penerapan K3L di dunia industri.
Karena, dalam perkuliahan mahasiswa hanya lebih banyak memperoleh aspek teoritis saja. Padahal, mahasiswa wajib mengetahui tentang K3L karena berdasar body of knowledge Teknik Industri, salah satu unsur pembentuknya adalah safety (keselamatan).
“Apabila seseorang ingin lulus sebagai sarjana Teknik Industri, dia harus memahami K3L, sehingga kuliah tamu ini menambah khazanah ilmu sebagai bekal untuk lulus sebagai sarjana Teknik Industri,” tuturnya.
Apalagi, banyak alumni Teknik Industri UGM berkarir di bidang K3L sebagai safety officer dan safety staff di perusahaan.
Perwakilan manajemen PT Sucofindo cabang Semarang, Wahyu Prabowo menambahkan kuliah tamu ‘PT Sucofindo Cabang Semarang Goes To Campus’ memberikan materi K3L kepada mahasiswa juga bertujuan mengenalkan eksistensi Sucofindo kepada mahasiswa, khususnya Teknik Industri.
“Secara keilmuan, Teknik Industri sangat relevan dengan kebutuhan tenaga kerja PT Sucofindo dan secara bidang banyak bersinggungan, terutama di bidang K3L,” tuturnya.
Dari kuliah ini juga diinginkan mahasiswa akan mengenal Sucofindo secara umum dan akan muncul peluang untuk bergabung dengan perusahaan tersebut.
“Sebagai kampus pencetak calon pemimpin, apabila sudah memahami pentingnya K3L, maka Indonesia bisa berbudaya K3L lebih awal daripada yang ditargetkan pemerintah,” ujarnya. (adm)