Safety Management

Menciptakan Budaya Keselamatan Saat Mudik

Kecelakaan lalu-lintas kembali meningkat pada tahun 2020 tercatat 566 kasus, bahkan setahun kemudian menjadi 1.291 kasus.

Perayaan Hari Raya Idulfitri memiliki makna holisme yang identik dengan mudik bagi masyarakat Indonesia. Mudik bukan sekadar pulang ke kampung halaman. Namun, ini juga memiliki makna yang luas, yakni mengunjungi keluarga, sahabat, hingga berziarah. 

Mudik memiliki makna holisme lantaran dampak ini cukup kompleks yakni menciptakan distribusi uang di daerah guna mendorong perekonomian. Mudik kerap dibarengi dengan bagi-bagi angpao, belanja oleh-oleh, hingga berwisata untuk mengisi hari libur. Ini efek perekonomian di daerah.

Sejatinya, mudik bisa dilakukan bersama keluarga atau sendirian. Pemandangan yang lazim terpantau adalah mudik membawa barang bawaan yang bisa mereduksi aspek kenyamanan dan keselamatan. Masalah ini kerap dilakukan pemudik motor maupun mobil.

Tahun ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melonggarkan aturan mudik yakni mewajibkan pemudik sudah menerima vaksin Covid-19 booster (penguat). Minimal vaksin dua kali, sebagai upaya menekan penyebaran virus corona yang mulai melandai.

Kelonggaran ini diberikan setelah dua tahun bergelut dengan virus Sars-Cov-2 yang melumpuhkan semua aspek kehidupan. Namun, itu belum cukup aman untuk mudik.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat mengendarai kendaraan yakni potensi bahaya dan risiko bisa mengancam siapa saja dan di mana saja seperti kecelakaan. Peristiwa ini sudah menjadi momok legendaris selama perjalanan.

Kecelakaan Kembali Naik

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebutkan data kecelakaan lalu-lintas pada arus mudik tahun 2019 mencapai 336 kejadian dengan 74 korban jiwa. Angka itu turun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 831 kejadian dan 178 korban jiwa.

Namun, kecelakaan lalu-lintas kembali meningkat pada tahun 2020 tercatat 566 kasus, bahkan setahun kemudian menjadi 1.291 kasus. Pada saat yang bersamaan Polri menindak 113.088 pelanggar lalu lintas pada tahun 2020, sedangkan pada tahun berikutnya sebanyak 149.353 pelanggar lalu lintas.

Dalam dunia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dikenal dua jenis penyebab kecelakaan kerja, yakni tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition).

Kondisi tidak aman menyangkut perilaku manusia yang bisa disebabkan pengendara ceroboh, ngebut, dan melanggar rambu lalu-lintas.

Untuk kondisi tidak aman bisa terjadi akibat fasilitas jalan dan rambu lalu-lintas yang tidak memadai dan kendaraan yang digunakan tidak berfungsi secara baik seperti kelengkapan kendaraan tidak standar.

Masalah ini bisa terjadi akibat rem blong, lampu mati, dan persoalan ban yang tidak optimal, sehingga menyebabkan kecelakaan. Masalah lainnya seperti dukungan infrastruktur yang minim, seperti jalan berlubang, rusak, tidak terdapat rambu-rambu, dan masalah lain.

Kecelakaan di jalan raya tidak hanya dipicu kelalaian pengendara, tapi ini dapat terjadi akibat kelalaian orang lain. Sebenarnya, kecelakaan bisa dihindari dengan menerapkan budaya disiplin.

Langkah ini sebagai faktor penting yang harus diawali dari diri sendiri untuk berperilaku aman di jalan raya. Harapannya sama-sama menghindari kecelakaan saat mudik.

Banyak jenis transportasi yang bisa dipilih saat mudik, misalnya mobil atau sepeda motor dan transportasi umum seperti kereta api, bus, kapal atau pesawat.

Ketika memilih transportasi perlu menyesuaikan dengan ketersediaan dan kebutuhan dengan tidak meninggalkan keamanan dan kenyamanan.

Persiapan Berkendara Pribadi

Apabila seseorang menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil, maka persiapkan diri secara baik.

Catatan penting bagi seorang pengemudi adalah dia wajib mengetahui kondisi kesehatan fisik. Selain itu dia mesti mengonsumsi makanan bergizi, perbanyak unsur karbohidrat, dan protein sebagai sumber tenaga.

Bila perlu cek kesehatan ke puskesmas atau klinik dan tidak kalah penting adalah beristirahat dengan cukup sebelum mudik.

Apabila pemudik membawa barang bawaan, tempatkanlah sesuai dengan posisi dan tidak melebihi kapasitas.

Pasalnya, membawa barang bawaan berlebihan tidak hanya memberi dampak pada kenyamanan dan keselamatan saat mudik, tapi ini juga memberi risiko terjadinya kecelakaan. 

Hal lainnya adalah penataan barang bawaan dengan baik supaya tidak mengganggu selama berkendara. Pastikan pula ikatan barang bawaan sudah rapat, agar tidak ada barang yang terjatuh selama perjalanan.

Begitupula posisi barang bawaan di dalam mobil tidak mengganggu sudut pandang pengemudi.

Kondisi dan perlengkapan kendaraan juga harus dipastikan dalam kondisi yang sesuai. Periksalah seluruh fisik kendaraan seperti ban, rem, lampu, stang, dan kaca spion.

Pastikan tekanan angin ban dan fisiknya masih laik jalan dan kondisi rem masih berfungsi secara normal. Bila diperlukan, bawalah kendaraan ke bengkel sebelum digunakan mudik.

Untuk penerangan, pastikan lampu sign, lampu depan, dan lampu rem masih berfungsi yang dibarengi dengan fungsi stang masih layak. Hal lainnya adalah kedua kaca spion harus berada pada posisi yang benar, agar mendapatkan view yang luas. 

Terakhir pakailah alat pelindung diri (APD) pengemudi seperti helm, sarung tangan, jaket, sepatu, termasuk jas hujan. Lengkapi pula dengan beberapa surat penting, seperti STNK dan SIM.

Untuk persiapan berkendara roda empat hampir sama dengan roda empat dalam administrasi yakni kewajiban membawa SIM dan STNK.

Hal-hal lain yang diperhatikan sebelum mudik meliputi kondisi sabuk pengaman harus tersedia dan layak digunakan saat mengemudi.

Tak kalah penting adalah memastikan kondisi mesin mobil berfungsi dengan baik untuk menempuh perjalanan jauh. Kelengkapan lain seperti wiper dan sistem kelistrikan harus berfungsi normal. 

Pastikan air accu, radiator, oli mesin, dan minyak rem telah terisi serta tekanan angin ban harus dalam kondisi yang standar dan baik. Masalah ban kerap menjadi salah satu pemicu kecelakaan paling besar.

Tidak ketinggalan menyiapkan peralatan darurat, seperti ban cadangan, dongkrak, perkakas, segitiga pengaman, senter, APAR, perlengkapan P3K dan peralatan cadangan lainnya.

Selama berlalu-lintas, pengendara perlu memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu intas. Selain itu jangan memaksakan diri apabila telah merasakan lelah atau mengantuk sehingga sebaiknya beristirahat di tempat aman atau rest area terdekat.

Masalah lain yang perlu diperhatikan antara lain menjaga jarak aman antar-kendaraan dan tidak mendahului kendaraan di tikungan atau tanjakan. Waspada dalam mengemudi saat hujan atau pada malam hari.

Catatan penting adalah tidak menggunakan alat komunikasi saat mengemudikan kendaraan. Untik melakukan pencarian suatu tempat bisa memanfaatkan teknologi seperti Google Map seperti bengkel guna mengantisipasi apabila terjadi masalah pada kendaraan.

Seorang pengemudi tidak hanya peduli dan disiplin menjalankan keselamatan berlalu lintas, tetapi dia juga ikut serta menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan di jalan selama mudik.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah kecelakaan lalu lintas tidak hanya terjadi akibat kelalaian pengemudi. Kejadian ini bisa terjadi karena kecerobohan orang lain.

Budayakan disiplin berlalu lintas sebagai faktor penting yang harus dimulai dari diri sendiri untuk berperilaku aman di jalan raya. Harapannya semua orang akan bertindak aman sehingga semua bisa terhindar dari kecelakaan di jalan raya.

Selamat Mudik !

(Edi Priyanto, Pengurus Asosiasi Ahli K3 (A2K3) Jawa Timur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button