Washington DC, isafetymagazine.com – Seorang laki-laki bernama Charles Osborne mengalami cegukan sebanyak 20 kali per menit atau total sebanyak 430 juta cegukan hingga usia 68 tahun.
Hal ini terjadi akibat dia pernah mengalami kecelakaan kerja saat bekerja di sebuah peternakan dekat Union, Nebraska, Amerika Serikat (AS) pada 1922.
“Pada waktu itu saya sedang menggantung seekor babi yang beratnya sekitar 350 pon untuk disembelih. Saya mengambilnya dan kemudian jatuh,” katanya kepada Majalah People pada 1982.
Charles Osborne telah memeriksakan cegukannya ke berbagai dokter hingga Alaska guna memperoleh kesembuhan, tapi ini tidak berhasil.
Dokter yang memeriksannya belum bisa menyebutkan apa penyebab cegukan yang dialaminya, tapi ini diduga akibat pembuluh darah seukuran jarum di otaknya rusak.
Sementara itu Dokter Terence Anthoney berhipotesis kejadian jatuh yang dialami Charles Osborne mempengaruhi bagian otaknya yang mengendalikan mekanisme cegukan.
Science Alert menyebutkan cegukan berasal dari otak yang melibatkan kontraksi yang tidak disengaja pada diafragma dan penutupan glotis, yang menyebabkan bunyi ‘hik’.
Cegukan, ujar Majalah Smithsonian, bisa berlangsung empat sampai 60 cegukan per menit. Kondisi ini terjadi akibat berbagai faktor seperti konsumsi makanan atau minuman berlebihan, kegembiraan berlebihan, atau menelan udara saat mengunyah permen karet.
Sebenarnya, cegukan hanya berlangsung selama beberapa menit yang tidak mengkhawatirkan setiap orang. Keadaannya menjadi serius jika ini sudah terjadi selama 48 jam lebih yang dianggap kronis.
Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro pernah dirawat di rumah sakit (RS) karena mengalami kondisi tersebut pada 2021.
Bahkan, apabila cegukan dialami hingga sebulan lebih, maka ini berpotensi sulit disembuhkan seperti terjadi pada Charles Osborne. Kondisi ini hanya berpeluang terjadi 1:100.000 orang di dunia.
Smithsonian mengemukakan cegukan yang berlangsung jangka panjang akan memicu diabetes, kanker, dan alkoholisme.
Akhirnya, Charles Osborne menjalani perawatan cegukan dengan oksigen dan karbon monoksida di Mayo Clinic. Namun, dia berhenti karena tidak dapat menghirup gas beracun secara aman.
Namun, Charles Osborne belajar mengurangi suara hik melalui pernapasan di antara cegukan seperti peredam diafragma di sana. Dia melenturkan dadanya tiga atau empat kali setiap menit, sehingga sedang cegukan, tapi tidak mengeluarkan suara apapun.
Teknik supresi ini memungkinkan Charles Osborne menyembunyikan cegukannya sampai dia tidak akan mengalami pada malam hari.
Apabila dia terjaga sepanjang malam hari, maka ini menyebabkan kelelahan kronis dan mungkin fatal.
Seorang teman berusaha menghilangkan cegukan Charles Osborne dengan melepaskan senapan di belakang kepalanya, tapi ini juga tidak berhasil.
Charles Osborne berhenti mengalami cegukan secara misterius pada 1990 saat itu berusia 70 tahun. Kemudian, dia meninggal dunia pada Mei 1991 yang dilahirkan pada 1883. (snc/adm)