Jakarta, isafetymagazine.com – Proyek pembangunan Transmisi Sumatera 500 kV Paket 2 per September 2019 sudah mencapai tahap hampir 90 persen. Ditargetkan proyek ‘Tol Listrik’ di Pulau Sumatera yang membentang sejauh 160 KMR (Kilo Meter Route) dari Peranap di Indragiri Hulu, Sumatera Selatan hingga Perawang di Siak, Riau ini akan rampung pada April 2020 atau lebih cepat dari waktu yang ditargetkan yaitu 23 Mei 2020.
Demikian disampaikan Project Manager (PM) proyek pembangunan Transmisi Sumatera 500 kv Paket 2 (Peranap-Perawang) Divisi EPC PT Waskita Karya (Persero) Tbk Triko Santoso saat bincang-bincang dengan isafetymagazine.com di Jakarta, belum lama ini.
“Direncanakan selesai pada 23 Mei 2020. Yaitu pekerjaan Erection selesai pada Desember 2019, Stringing April 2020, dan Commisioning Mei 2020. Kemungkinan bisa lebih cepat dari April,” kata Triko Santoso.
Menurut Triko, dari 379 titik yang akan dipasang tower. Progrres sampai saat ini 87,03%.
“Erection (pemasangan, red) tower bisa dilakukan apabila material tower yang kita terima dalam kondisi lengkap atau full set berdasarkan hasil pemeriksaan atau sortir kelengkapan di lapangan, mulai dari bagian leg tower, body tower, hingga arm tower,” kata pria berkumis tebal asal Semarang, Jawa Tengah ini.
Triko mengatakan, ada 8 vendor yang bermitra dengan Waskita Karya dalam pengerjaan proyek pembangunan Transmisi Sumatera 500 kV Paket 2. Dari para vendor itu lah material tower diproduksi dan dikirim ke lokasi (titik) pemasangan.
Menurut Triko tower transmisi listrik yang dikirim ke lokasi atau titik pemasangan, tidak dalam kondisi sudah terpasang. Melainkan dalam bentuk potongan-potongan yang jumlahnya mencapai ribuan untuk setiap towernya.
Ribuan potongan besi itu kemudian dipasang dengan cara dirangkai hingga membentuk sebuah tower yang berdiri tegak, sesuai gambar kerja (erection drawing) yang telah mendapatkan persetujuan dari PT PLN selaku owner. Tentu bukan hal mudah dan bisa cepat dilakukan. “Salah sedikit saja, misalnya salah menggunakan ‘member’ atau salah menempatkan material, akibatnya bisa fatal,” Triko menambahkan.
Proses pemasangan tower membutuhkan waktu antara 15 – 25 hari, tergantung tipe tower yang akan dipasang. “Untuk tower tipe AA, surasi target erection 15 hari, sedangkan tower tipe AA ke atas memiliki durasi target erection 25 hari,” katanya.
Menurut Triko, dalam proyek pembangunan Transmisi Sumatera 500 kV Paket 2 sepanjang 160 KMR, ada beberapa tipe tower transmisi yang digunakan.
Berdasarkan fungsi, ada dua tipe tower yang digunakan yaitu Suspension dan Tension. Tower Suspension adalah tower lurus dengan sudut belok tidak lebih dari 5 derajat dan berfungsi untuk memegang konduktor sedangkan Tower Tension adalah tower belok dengan sudut belok lebih dari 5 derajat dan berfungsi sebagai penarik konduktor.
Berdasarkan berat, ada beberapa tipe tower yang digunakan. Yaitu tower tipe AA yang berbobot 60 ton – 80 ton , tipe BB (80 – 100 ton), tipe CC, tipe DD, tipe EE, hingga tipe FF yang berbobot di atas 250 ton .
Tower tipe AA digunakan sebagai tower suspension, sedangkan di luar tipe itu digunakan sebagai tower tension. Dari 379 tower transmisi 500 kV yang akan didirikan di sepanjang 160 KMR tersebut, didominasi oleh tower suspension (tipe AA) yaitu sebanyak 321 tower. Sisanya, 58 tower, didirikan sebagai tower tension.
Sedangkan tower berbobot di atas 250 ton atau tipe FF yang digunakan hanya 2. Lebih lanjut pria 46 tahun ini menjelaskan, setiap tower suspension dipasang dengan jarak sekitar 400 – 500 meter. Dan pada setiap 10 tower suspension, ada satu tower tension.
Setara Listrik di Jawa
Proyek pembangunan Transmisi 500 kV Sumatera Paket 2 (Peranap-Perawang) sepanjang 160 KMR, merupakan bagian dari proyek pembangunan Transmisi Listrik Sumatera dan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Proyek pembangunan Transmisi Listrik Sumatera bernilai sekitar Rp24,4 triliun itu bertujuan untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang berada di bagian selatan ke bagian utara Pulau Sumatera dengan menggunakan jalur transmisi sepanjang 1.330 KMR dari Muara Enim, Sumatera Selatan sampai ke Langsa, Aceh.
Di bagian selatan Sumatera, dibangun transmisi listrik bertegangan 500 kV yang berfungsi menghantarkan arus listrik dalam jumlah watt yang sangat besar langsung dari sumbernya, pembangkit listrik. Dari sini, dilanjutkan dengan pembangunan transmisi listrik 250 kv dan 175 kv di Aceh.
Proyek Transmisi Listrik Sumatera merupakan program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero). Transmisi Listrik Sumatera dibutuhkan untuk meningkatkan akses listrik masyarakat.
“Ini supaya sistem kelistrikan di Sumatera sama seperti Jawa,” kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Aceh, Selasa (9/4/2019).
Jonan menjelaskan, proyek ini adalah proyek pembangunan transmisi agar sistem kelistrikan di seluruh Sumatera terkoneksi. “Kalau tersambung, semua terkoneksi dari Sabang sampai Lampung. Nanti listrik Sumatera seperti Jawa, supaya bisa tumbuh dengan baik,” katanya. (Hasanuddin)
Baca Juga : MABES AD AWARD 2019: Waskita, Perusahaan Pembina Alih Profesi Terbaik