Jakarta, Isafetymagazine.com – Negara-negara yang mengalami kasus positif Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) yang besar yakin pandemi ini akan dapat diatasi dengan vaksinasi dan pengobatan anticovid-19.
Padahal, kedua obat ini dinilai pakar epidemiologi hanya bersifat skunder saja. “Kita mesti lebih fokus pada pencegahan,” kata Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono dalam webinar bertajuk ‘Quo Vadis Penanganan Pandemi Covid-19′ di Indonesia pada Minggu (8/11/2020).
Apalagi, vaksin Covid-19 dan obat anticovid-19 masih masuk tahap III pengujian di dunia. Keduanya diperkirakan hadir pada 2021.
“Daya tahan vaksin juga belum diketahui, bisa saja hanya selama setahun saja, jadi orang perlu terus divaksin,” ujarnya.
Khusus Indonesia tindakan vaksin sulit dilakukan akibat negara ini memiliki 270 juta penduduk. Jika vaksinasi dipilih untuk 75% atau 200 juta jiwa, maka ini dibutuhkan waktu selama satu tahun.
“Apalagi vaksinasi dilakukan berbayar dan tidak berbayar, jadi yang berbayar akan memperoleh itu,” jelasnya.
Pandu mengemukakan Indonesia belum menghadapi puncak pandemi Covid-19. Walaupun, kasus ini terus menanjak, bahkan sempat mencapai kenaikan 4.850 kasus per hari.
“Puncak pandemi Covid-19 di perkirakan pertengahan tahun depan, kita tunggu perkembangan kasus Februari atau Maret tahun depan,” tukasnya. (adm)
