Jakarta, isafetymagazine.com – Komite Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) menyatakan program Vaksinasi Gotong Royong akan dilaksanakan mulai 17 Mei 2021.
“Ini kan mau Lebaran ya, kalau minggu ini kan nanti ada yang sudah divaksin, lalu berapa ribu orang tertunda karena Lebaran. Jadi supaya Lebaran selesai, habis itu sudah lancar terus, jangan terpotong potong,” kata Koordinator Komunikasi Publik Komite Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Arya Sinulingga pada Kamis (6/7/2021).
Pengusaha mengeluarkan dana untuk Vaksinasi Gotong-Royong bagi para karyawan, sehingga mereka tidak dipungut biaya atau pemotongan gaji.
“Kita bikin aturan nggak boleh ada pembebanan kepada karyawan. Jangan vaksinasi jadi komersial. Pengadanaannya dilakukan Biofarma, vaksinasinya bekerjasama dengan swasta,” jelasnya.
Arya mengemukakan sektor usaha yang diprioritaskan dalam program vaksinasi gotong-royong adalah perusahaan padat karya dengan jumlah karyawan besar.
“Proses pertamanya adalah untuk kawan-kawan manufaktur dan tekstil di vaksin dalam Vaksin Gotong-Royong ini,” paparnya.
Sebelumnya, Kadin Indonesia mengemukakan program Vaksinasi Gotong Royong akan dimulai pada pekan ketiga Mei 2021. Vaksin yang akan digunakan adalah Sinopharm dan Sputnik.
Sebanyak 17.387 perusahaan dengan 8,6 juta karyawan telah mendaftar untuk program Vaksinasi Gotong-Royong. Hal ini berdasarkan pendataan yang dibuka sejak 28 Januari-10 April 2021.
Ketum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani menambahkan program Vaksinasi Gotong-Royong tidak dibebankan kepada karyawan, tapi ini ditanggung perusahaan. Jenis vaksin yang akan dipakai tidak sama dengan daftar program vaksinasi nasional.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan para pelaku usaha, juga melakukan sosialisasi terkait hal ini dan ternyata antusiasme swasta dari berbagai sektor sangat tinggi untuk mengikuti program ini,” ujarnya.
Dana Program Vaksinasi Gotong-Royong dinilai lebih efisien ketimbang biaya untuk program lainnya seperti tes cepat antigen.
Vaksinasi ini juga diyakini dapat mengembalikan jumlah pekerja beraktivitas secara normal, sehingga produktivitas akan membaik.
“Kita juga berharap agar iklim usaha segera pulih dan perekonomian dapat bergerak,” ujarnya. (pmj/adm)