Jakarta, isafetymagazine.com – Transportasi Jakarta (TransJakarta) menyiapkan sejumlah safety action (aksi keselamatan) guna menjalankan rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kebijakan ini berkaitan dengan kecelakaan beruntun yang dialaminya sepanjang 2021.
βBeberapa poin penerapan safety action di antaranya yang pertama penyediaan tempat istirahat bagi pramudi di tiap terminal sambil menunggu piket berikutnya,” kata Direktur Utama TransJakarta Mochammad Yana Aditya di Jakarta pada Rabu (29/12/2021).
TransJakarta juga akan merelokasi penempatan petugas patroli jalur berdasarkan hasil dari road hazard mapping (RHM) yang dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Langkah ini dipindahkan ke daerah yang sering terjadi kecelakaan terutama putaran, perempatan, atau tempat banyak sekali kendaraan di luar TransJakarta melakukan perlintasan dan memotong jalur TransJakarta.
Hal lainnya adalah akan memberlakukan kebijakan kepada pramudi TransJakarta untuk tidak mengendarai bus yang berbeda-beda setiap harinya.
βTujuannya agar para pramudi dapat lebih mengenali kendaraan yang dikemudikannya itu sehingga meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan,β tuturnya.
TransJakarta juga akan melakukan sosialisasi setiap risk journey kepada pramudi operator dan swakelola. Selain itu akan meminimalisir tingkat kelelahan pada para pramudi dengan mengisi Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Gas (BBM/BBG) sebelum kembali ke pool.
βIni terus terang bagi KNKT memberikan masukan ada tingkat kelelahan. Oleh sebab itu, kita mencoba pramudi lansir di koridor 1 Halte CSW,” ucapnya.
Pada sisi lain TransJakarta akan memeriksakan kesehatan pramudi yang bertugas secara intensif, sehingga suatu penyakit yang dialaminya bisa dideteksi lebih dini. Begitupula pemeriksaan narkotika dan obat terlarang (narkoba) akan dilakukan secara acak bagi pramudi.
Pada kesempatan terpisah Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengungkapkan salah satu penyebab pengemudi TransJakarta meninggal adalah epilepsi. Padahal, kesehatan sebagai bagian dari perhatian operator bagi pramudi setahun sekali atau per enam bulan.
.Selain itu mengusulkan penyediaan fasilitas penginapan bagi pengemudi yang bertugas sif pagi supaya memperoleh waktu istirahat secara cukup.
Pengemudi ini menjalankan sif pagi mulai pukul 4.00 WIB, sehingga pengemudi yang berdomisili jauh dari lokasi awal trayek bus harus mempersiapkan diri lebih awal.
βKondisi ini bisa menyebabkan pengemudi kurang berkonsentrasi akibat kurang istirahat istirahat,β ucap Ketua Komisi Kelaikan dan Keselamatan DTKJ Prayudi.
Yana meneruskan langkah lain yang akan dilakukan Transjakarta adalah mengaktifkan kembali keberadan petugas di dalam bus yang terhenti akibat pandemi Covid-19.
Kemudian, melakukan perbaikan data kecelakaan dan proses evaluasi, pemberlakuan batas kecepatan di tol dan non tol, dan penyusunan laporan investigasi. Berikutnya, perbaikan proses kelayakan kendaraan sebelum beroperasi hingga penyusunan modul kurikulum untuk pramudi.
Selanjutnya, penyusunan perbaikan standar prosedur operasi (SOP) terkait dengan rekrutmen pramudi.
βIni penting karena SOP dari rekrutmen ini memastikan apakah pramudi memenuhi syarat atau tidak,” ucapnya.
DTKJ menanggapinya dengan desakan realisasi pembentukan direktorat atau divisi khusus keselamatan transportasi dalam struktur organisasi TransJakarta.
Kebijakan ini diminta masuk agenda utama jajaran direksi TransJakarta pada 2022 yang sudah direkomendasikan KNKT dan DTKJ.
βPenambahan satu departemen khusus pada TransJakarta akan memiliki tugas dan fungsi mengelola manajemen risiko serta memberikan jaminan keselamatan bagi penumpang,β ujar Ketua DTKJ Haris Muhammadun.
DTKJ mencatat TransJakarta sebagai layanan transportasi umum mengalami paling banyak kecelakaan dan paling banyak aduan dari masyarakat. Angka ini dibandingkan dengan transportasi umum lainnya. Hal ini seperti LRT, MRT Jakarta dan Kereta Commuter Line.
Sebanyak 508 kecelakaan melibatkan TransJakarta sepanjang 2021, sehingga keberadaan dua operator bus sedang dievaluasi kelayakannya. Mereka adalah Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) dan Mayasari Bakti.
βPPD menyumbang kecelakaan sekitar 34% dari 508 kejadian,” ucap Prayudi,
Kemudian, Mayasari Bakti sebesar 32% dari total kecelakaan, Steady Safe sebanyak 16%, Kopaja sebesar 13%, Trans Swadaya sebanyak 3%, dan Pahala Kencana dan Bianglala sebesar 1%.
Dari sisi pengaduan masyarakat sebanyak 50% ditujukan ke TransJakarta yang masuk DTKJ sepanjang 2021. (ant/adm)