Jakarta, isafetymagazine.com – Studi Gallup berjudul ‘State of the Global Workspace Report’ pada 2022 menyebutkan sebanyak 21% responden pekerja di Indonesia mengaku sering stres.
Stres adalah salahsatu bentuk gangguan kesehatan mental yang sering terjadi di lingkungan kerja.
Selain itu kecemasan berlebihan dan depresi.
Kondisi ini berdampak bagi performa dsn kapabilitas karyawan berujung gangguan poduktivitas perusahaan.
World Health Organization Organization (WHO) mengamini dalam studinya pada 2019 bahwa depresi dan kecemasan menghilangkan nilai produktivitas sebesar
US$1 triliun secara global
“Kami meyakini bahwa kinerja terbaik perusahaan dapat dicapai saat karyawan berada dalam kondisi terbaik,” kata Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy.
Hal ini disampaikannya dalam diskusi bertajuk ‘Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja dalam Menjaga Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja’ yang digelar P&G Indonesia’ di Jakarta pada Selasa (10/10/2023)
Medical Director for AMA East (Asia Pasific) Procter & Gamble, Dokter Dian Milasari menambahkan berbagai intervensi dan program penunjang kesejahteraan dan kesehatan karyawan dapat memberikan pengaruh positif yang konkret bagi performa dan kapabilitas karyawan berujung keberlanjutan bisnis.
Kesehatan mental, ujar Clinical Psychologist dari Personal Growth yang merupakan mitra P&G Indonesia, Tlissa Carmelia, menambahkan kesehatan mental merupakan isu kolektif yang relevan di berbagai aspek kehidupan.
“Kesehatan mental memengaruhi produktivitas dan performa kerja karyawan,” tuturnya. (kdt/adm)