Health

4 Kasus Omicron Subvarian Baru Terdeteksi di Indonesia

Subvarian BA.5 terjangkit sebanyak 8.687 sekuens di 63 negara dengan lima negara besar yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat empat kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Indonesia pada 6 Juni 2022.

Empat kasus itu terdiri dari satu orang positif BA.4 seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kondisi klinis tidak bergejala dan vaksinasi sudah dua kali dan tiga orang kasus positif BA.5.

“Mereka merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan The Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 sampai 28 Mei,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Widyawati pada Sabtu (11/6/2022).

Kondisi klinis ketiga orang itu yakni dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka rata-rata sudah memperoleh vaksin Covid-19 booster bahkan sampai booster kedua.

Kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.

Sementara itu Juru Bicara (Jubir) Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan sebanyak 6.903 kasus Covid-19 Omicron subvarian BA.4 terdapat di 58 negara. Dari jumlah itu lima negara terbesar yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Untuk subvarian BA.5 terjangkit sebanyak 8.687 sekuens di 63 negara dengan lima negara besar yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan. Hal ini didasarkan Laporan Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).

Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2.

Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya.

Dengan demikian, masyarakat diminta tetap waspada akibat subvarian baru Omicron memiliki kemampuan untuk menurunkan terapi antibodi monoclonal.

Suvarian ini juga bisa menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah terdapat pada seseorang dari vaksinasi atau secara alamiah.

 “Yang mungkin perlu kita waspadai, yaitu immune escape, artinya dia menghindar dari imunitas seseorang,” tuturnya.

Masyarakat juga diminta tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Pelonggaran pemakaian masker di luar ruangan terbuka akan dievaluasi apabila terjadi peningkatan kasus karena subvarian baru Covid-19.

“Protokol kesehatan adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker,” ucapnya. (pmj/din)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button