Ketika kecelakaan dapat terjadi dalam sekejap saat energi berbahaya dilepaskan secara tidak terkendali, pemahaman mengenai situasi-situasi tertentu di mana LOTO harus diterapkan merupakan hal mendasar yang wajib dipahami oleh para pekerja, supervisor, praktisi K3, hingga top manajemen.
Untuk itu, dalam kelanjutan pembahasan mengenai LOTO, Insight kali ini akan merinci secara spesifik konteks-konteks di mana LOTO menjadi mutlak, memberikan pembaca pandangan lebih dalam terkait urgensi dan relevansinya.
Tidak hanya itu, kita juga akan mengulas peran individu dan tim yang terlibat dalam pelaksanaan LOTO, termasuk bagaimana koordinasi antar departemen dan kerjasama antara manajemen dan pekerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan terjamin.
Simak terus untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang pentingnya kedisiplinan, komunikasi, dan kerjasama dalam menjalankan prosedur LOTO guna menciptakan lingkungan kerja yang bebas risiko.
Dalam kelanjutan pembahasan mengenai Lockout Tagout (LOTO), kita akan fokus pada aspek lebih mendalam, yaitu kapan tepatnya penerapan LOTO menjadi krusial dalam aktivitas perawatan dan perbaikan peralatan.
Pada Saat Kapan LOTO Harus Digunakan?
Penerapan Lockout Tagout (LOTO) menjadi krusial dalam aktivitas perawatan dan perbaikan peralatan terutama pada situasi-situasi tertentu yang memerlukan kewaspadaan ekstra.
Kondisi-kondisi ini menjadi momen kritis di mana prosedur LOTO tidak hanya menjadi suatu pilihan, melainkan sebuah keharusan yang tak terelakkan.
Setidaknya, prosedur LOTO perlu diterapkan pada saat kondisi berikut.
- Pekerjaan pemeliharaan mesin, peralatan atau sistem yang dapat menyebabkan kerusakan peralatan dan orang cedera.
- Produksi normal, saat pekerja membuka, memasang pagar pengaman, dan peralatan pengaman.
- Pekerja menempatkan anggota badannya dalam daerah atau mesin atau sebagian peralatan saat pekerjaan berlangsung.
- Tedapat bahaya pada mesin berputar.
- Saat penggantian dan penyetelan perlengkapan minor, di mana produksi berjalan normal.
LOTO Tidak Perlu Diaplikasikan Saat Kondisi
Prosedur LOTO harus diterapkan untuk semua mesin dan peralatan, kecuali:
- Mesin atau peralatan tersebut tidak mempunyai potensi simpanan atau sisa energi atau akumulasi kembali energi yang tersimpan setelah dimatikan yang dapat membahayakan pekerja.
- Mesin atau peralatan mempunyai sumber energi tunggal yang dapat dengan mudah diidentifikasi dan diisolasi.
- Servis atau pemeliharaan tidak menimbulkan bahaya bagi pekerja lain.
- Pekerjaan hot tap yang menyangkut sistem transmisi gas, steam, atau produk bahan bakar minyak lainnya yang prosesnya tidak boleh terhenti, dan memakai peralatan khusus yang terbukti dan efektif dapat melindungi pekerja dan orang di sekitarnya.
- Pemberi kerja, dalam memanfaatkan pengecualian ini, tidak pernah mengalami kecelakaan yang melibatkan pengaktifan atau pengenergian ulang mesin atau peralatan yang tidak terduga selama servis atau pemeliharaan.
Baca juga: 2 Pekerja Tersengat Listrik Terjadi di Kawasan IMIP
Beberapa hari lalu, telah terjadi insiden di mana pekerja mengalami pingsan karena tersengat listrik saat bekerja di ketinggian. Melihat hal tersebut, maka, poin nomor 5 harus menjadi konsen pihak manajemen dan praktisi K3, meskipun selama ini dalam pekerjaan pemeliharaan tidak pernah terjadi kecelakaan. Pekerja yang mengalami pingsan karena tersengat listrik saat bekerja di ketinggian adalah insiden yang serius dan bukan insiden yang biasa-biasa saja.
Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan K3 dan penerapan LOTO. Selain itu, prinsip LOTO sendiri adalah untuk mencegah pelepasan/paparan energi terhadap pekerja yang sedang bekerja dan berada di dekat energi yang sedang diisolasi dan dipasang LOTO tersebut.
Perlu diingat bahwa, energi berbahaya tidak pernah jauh dari mereka yang perlu menyervis atau memelihara peralatan bertegangan listrik.
Setiap insiden keselamatan harus dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan praktik K3 untuk mencegah terjadinya insiden serupa di kemudian hari.
Siapa yang Melaksanakan Prosedur LOTO?
Dalam pelaksanaan LOTO (Lockout Tagout), terlibat dua peran yang berbeda:
AUTHORIZED EMPLOYEES (karyawan yang berwenang, yaitu pekerja yang melakukan lockout dan tagout dan AFFECTED EMPLOYEES (pekerja yang terdampak), yaitu karyawan yang mengoperasikan peralatan yang diperbaiki.
1. Authorized Employees
Seseorang yang berwenang mengisolosi (lockout) atau menandai mesin (tagout) peralatan untuk melakukan servis atau pemeliharaan pada mesin atau peralatan tersebut.
Secara umum tanggung jawab dari authorize employess, yaitu:
- Menyelesaikan semua pelatihan yang diperlukan untuk mendapatkan wewenang melakukan lockout tagout pada mesin, peralatan, atau perlengkapan tertentu.
- Melakukan tagout lockout yang sesuai dengan program perusahaan
- Mempertahankan isolasi energi berbahaya pada mesin atau peralatan saat melakukan servis dan LOTO sedang berlangsung
- Bekerja hanya di bawah kontrol lock dan tag-nya sendiri (tidak boleh saling intervensi)
- Memelihara perangkat lockout tagout dalam kondisi baik dan berfungsi
2. Affected Employess
Affected employees adalah seseorang yang bekerja dengan mesin atau peralatan yang memerlukan tindakan penguncian atau penandaan (lockout atau tagout) selama proses servis atau pemeliharaan. Affected Employess juga termasuk pekerja yang harus bekerja di area servis atau pemeliharaan sedang dilakukan pada mesin atau peralatan tersebut. Ini biasanya disebut sebagai Other Employess.
Other employees perlu memahami jika mereka melihat perangkat LOTO, mereka tidak boleh menyentuhnya. Meskipun pekerja yang terkena dampak tidak berwenang untuk menerapkan atau melepas perangkat lockout tagout, mereka harus memahami prosedurnya sehingga mereka dapat memantau apakah ada pelanggaran dalam penerapan prosedur lockout tagout.
Menurut, OSHA standar 1910.147 – The control of hazardous energy (lockout/tagout), Seorang pekerja yang terkena dampak (affected employess) menjadi pekerja yang berwenang (authorized employees) ketika tugas pekerja tersebut termasuk melakukan servis atau pemeliharaan.
Dalam beberapa situasi, terutama di perusahaan dengan struktur perusahaan yang sederhana atau pada pekerjaan tertentu, seorang pekerja bisa menjadi orang yang memiliki wewenang (“authorized employee”) dan sekaligus terpengaruh (“affected employee”) dalam proses Lockout-Tagout (LOTO). Artinya, mereka bertanggung jawab mengunci atau menandai mesin (sebagai “authorized employee“) dan pada saat yang sama, mereka juga terlibat dalam pekerjaan yang sedang dilakukan pada mesin tersebut (sebagai “affected employee“).
Bagaimana Agar Komunikasi dalam Penerapan LOTO lebih Efektif?
Agar komunikasi dalam penerapan Lockout-Tagout (LOTO) menjadi lebih efektif, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pelatihan yang efektif sesuai peran
Sebagaimana komponen inti dari program LOTO yang telah dibahas di Insight sebelumnya, maka karyawan harus diberikan pelatihan mengenai konsep dasar LOTO.
Oleh karena itulah, affected employees harus menerima pelatihan mengenai pengenalan sumber energi berbahaya yang berlaku, jenis energi yang ada di tempat kerja dan mengapa LOTO diperlukan, serta authorize employees harus menerima pelatihan mengenai metode dan sarana yang diperlukan untuk isolasi dan pengendalian energi.
2. Menyediakan prosedur LOTO yang jelas
Sediakan panduan atau prosedur LOTO yang mudah dimengerti, dengan menggunakan bahasa yang jelas dan istilah yang dapat dipahami oleh semua pekerja yang terlibat.
Pastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam LOTO memahami konsep dasar dan langkah-langkah prosedur.
3. Menunjuk seorang “LOTO Leader”
Sangat penting dalam penerapan prosedur Lockout-Tagout (LOTO) untuk menunjuk salah seorang yang diberi peran sebagai LOTO leader. Tugas utama LOTO Leader adalah mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan prosedur LOTO.
- LOTO Leader bertanggung jawab untuk mengembangkan prosedur LOTO yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan spesifik peralatan dan operasi di tempat kerja.
- Terus-menerus mengevaluasi efektivitas prosedur LOTO dan memastikan bahwa mereka tetap relevan dengan peralatan dan operasi yang berubah.
- Hal yang tidak kalah penting yaitu memastikan bahwa semua karyawan yang terlibat dalam proses LOTO mendapatkan pelatihan yang diperlukan.
- Menjaga dokumentasi informasi pelaksanaan prosedur LOTO, termasuk catatan waktu pelaksanaan, nama-nama pekerja yang terlibat, dan informasi penting lainnya yang dapat digunakan untuk audit K3 atau pelatihan di masa depan.
- Jika terjadi insiden atau kejadian yang melibatkan LOTO, LOTO Leader harus dapat menangani situasi tersebut, termasuk penyelidikan penyebab dan implementasi perubahan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
- Jika terjadi insiden terkait LOTO, LOTO Leader harus dapat menjadi koordinator, termasuk penyelidikan penyebab (root causes) dan implementasi perubahan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
4. Memfasilitasi komunikasi aktif dan terbuka
Fasilitasi dialog terbuka antara karyawan dan manajemen tentang LOTO. Aktif mendengarkan pertanyaan, masukan, atau kekhawatiran yang mungkin timbul dari semua pekerja yang terlibat.
Dialog terbuka juga membantu membangun kesadaran K3 di seluruh lini perusahaan.
Gunakan pengalaman dan umpan balik dari implementasi sebelumnya untuk meningkatkan proses di masa mendatang.
Dengan mendengarkan dan merespons pertanyaan atau kekhawatiran, manajemen dapat mengurangi keengganan dari pekerja untuk mengikuti prosedur LOTO. Mereka akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
5. Lakukan evaluasi rutin
Lakukan evaluasi rutin terhadap prosedur LOTO dan identifikasi area untuk perbaikan atau penyempurnaan.
Gunakan pengalaman dan umpan balik dari implementasi sebelumnya untuk meningkatkan proses di masa mendatang.
6. Jangan lupakan penghargaan
Tidak selalu tentang punisment. Pasalnya, setiap orang senang diberi pujian atau penghargaan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan retensi pekerja dalam implementasi LOTO, jangan lupa memberi penghargaan atau pengakuan kepada pekerja yang mematuhi prosedur LOTO dengan benar.
Dengan demikian, penghargaan dapat meningkatkan motivasi dan kesadaran tentang pentingnya LOTO dalam penerapan K3.
Kesimpulan
Dalam penerapan Lockout-Tagout (LOTO), kolaborasi antara berbagai peran, seperti Authorized Employees, Affected Employees, dan LOTO Leader hingga top manajemen, menjadi krusial untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Semua pihak terlibat, perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang prosedur LOTO dan situasi-situasi kritis di mana penerapannya menjadi mutlak.
Dialog terbuka dan komunikasi yang efektif antara semua pihak juga memainkan peran kunci dalam membangun kesadaran, mengidentifikasi potensi masalah, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan selamat.
Pada akhirnya, penerapan LOTO tidak hanya berkaitan dengan pemahaman teknis, tetapi juga melibatkan kedisiplinan, komunikasi, dan kerjasama lintas departemen untuk menjalankan prosedur dengan benar.
Nantikan insight selanjutnya hanya di Isafety Magazine.
Referensi:
- OSHA 29 CFR 1910.147 – The control of hazardous energy (lockout/tagout) for general industry outlines measures for controlling different types of hazardous energy
- OSHAcademy – Energy Control Program (Lockout/Tagout)
One Comment