Jakarta, isafetymagazine.com – World Safety Organization (WSO) Indonesia menilai strategi komprehensif dibutuhkan berbagai industri untuk menanamkan budaya keselamatan kerja. Langkah ini telah didukung pemerintah dengan menjalankan ‘Program Indonesia Berbudaya K3’.
“Ini membutuhkan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan untuk secara efektif mengintegrasikan keselamatan dan kesehatan kerja ke dalam budaya organisasi mereka,” kata Chairman WSO Indonesia, Soehatman Ramli.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara ‘WISCA (WSO Indonesia Safety Culture Award)-WPSCA (WSO Pakistan Safety Culture Award) Safety Culture’ di Jakarta pada Selasa (30/4/2024).
WSO Indonesia terus berkomitmen membangun budaya keselamatan kerja di negara ini lantaran angka kecelakaan kerja masih tinggi di Tanah Air akibat mayoritas oleh human error (kesalahan manusia).
“Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus menanamkan budaya keselamatan kerja dan hal itu harus menjadi pondasi utama dalam menekan angka kecelakaan,” tuturnya.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyebutkan sebanyak 360.635 kecelakaan kerja dialami Indonesia pada 2023. Angka ini berarti terjadi 2.500 kecelakaan kerja setiap tahun atau 8 pekerja meninggal dunia per hari.
“Peran K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam mencegah dan mengendalikan berbagai faktor yang dapat membahayakan kesehatan pekerja sangatlah penting. Dengan menjalankan syarat keselamatan kerja sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970, perusahaan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengendalikan sumber pencemaran,” ujar Soehatman Ramli.
Dengan begitu WSO Indonesia selalu mempromosikan budaya keselamatan kerja melalui penyelenggaraan WISCA sejak 2020 hingga sekarang. Acara ini sebagai bentuk pengakuan WSO Indonesia kepada perusahaan-perusahaan yang menunjukkan penerapan budaya K3.
“Tahun ini kami telah melihat peningkatan yang mengesankan dalam perusahaan yang mencapai tingkat kematangan K3 Platinum,” ucap Ketua Komite WISCA-WSPA Safety Culture 2024, Rieka Idroes.
Sebanyak 103 perusahaan telah bergabung dalam program budaya keselamatan yang digelar WSO Indonesia dalam kegiatan WISCA guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif.
“Di Indonesia ini ada ribuan perusahaan, seharusnya bukan hanya 103 perusahaan tadi yang bisa meraih bintang penghargaan di level 3 keatas, tetapi kalau bisa ribuan perusahaan tersebut juga bisa meraih bintang seperti perusahaan yang mendapatkan award tersebut,” ucap Board of Director WSO Indonesia, Eddy Suprianto.
Dari perusahaan-perusahaan ini telah mencapai 150 juta lebih jam kerja aman, bahkan sebagian dari mereka telah meraih 20 tahun tanpa kecelakaan kerja.
“Budaya tingkat 3 (Kalkulatif) ada 41 perusahaan, budaya tingkat 4 (Proaktif) ada 51 perusahaan, dan budaya tingkat 5 (Generatif) ada 11 perusahaan yang tadinya hanya 4 perusahaan,” ujarnya.
WSO Indonesia terus mendorong pengukuran Safety Culture Maturity Level (Tingkat Kematangan Budaya K3) dilakukan setiap perusahaan.
“WISCA bukan perlombaan, melainkan apresiasi atau penghargaan terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan aspek K3 dengan baik di perusahaan dan telah menjadi budaya,” kata Soehatman Ramli. (adm)