Jakarta, isafetymagazine.com – Pro Choice Safety Gear menilai pekerja yang beraktivitas di lingkungan kerja dengan kondisi cold storage berisiko mengalami cold stress.
Jadi, dia mesti menggunakan alat pelindung diri (APD) guna terhindar dari radang dingin, hipotermia, hingga kematian.
“Menurut Buku Pegangan Fasilitas Penyimpanan Dingin WorkSafe Victoria, lingkungan dingin didefinisikan sebagai lingkungan di mana terjadi kehilangan panas tubuh yang lebih besar dari biasanya,” tulisnya dalam laman perusahaan ini pada Senin (24/7/2023).
Pekerja yang beraktivitas di lingkungan kerja dengan kondisi cold storage juga akan menghadapi serangan tekanan dingin ke seluruh tubuh seperti pendinginan ekstremitas dan saluran pernapasan, pendinginan angin, serta pendinginan kontak.
Hal lainnya adalah angin kencang atau dingin akibat aliran udara), kelembapan, dan air dingin semuanya berkontribusi terhadap cold stress.
“Hal itu juga dapat terjadi pada suhu sebesar 10 derajat Celcius sampai 15 derajat Celcius, bersamaan dengan angin atau hujan,” tutur Pro Choice Safety Gear.
Gejala-gejala cold stress seperti menggigil, pernapasan dipercepat, denyut nadi meningkat dan tekanan darah tinggi, diikuti dengan penurunan fungsi otak, sistem saraf, ginjal, dan hati.
Untuk ekstremitas ditandai sejumlah hal antara lain tangan, kaki, dan wajah terkena radang dingin. Kondisi ini berakibat kulit dan jaringan membeku dan dapat dikenali dari bercak putih keabu-abuan, kesemutan, sakit, mati rasa, keras, dan melepuh.
“Begitu suhu inti tubuh orang tersebut turun di bawah 35°C, hipotermia akan terjadi. Korban akan menggigil pada awalnya. Kemudian, situasinya menjadi lebih parah, menggigil berhenti dan kebingungan, bicara cadel, penurunan pernapasan dan penurunan detak jantung terjadi, diikuti dengan hilangnya kesadaran berujung kematian,” ucapnya.
Dengan begitu pemberi kerja, ujar Pro Choice Safety Gear, memasang freezer atau ruangan dingin dengan menggunakan forklift dengan kabin berinsulasi/pemanas. Selain itu menghilangkan aktivitas fisik yang dapat menyebabkan keringat di area dingin.
“Dalam Peringatan Keselamatan yang dikeluarkan oleh SafeWork SA, kontrol administratif direkomendasikan untuk lingkungan kerja penyimpanan dingin,” ujarnya.
Hal yang dimaksud kontrol administatif adalah tetapkan batas waktu untuk pekerja di ruangan dingin. Kemudian, uji dan pertahankan mekanisme bukaan pintu internal di ruangan dingin secara teratur.
Lalu, pasangkan kamar dingin dengan alarm darurat internal dilanjutkan dengan sediakan pakaian pelindung yang sesuai dengan durasi dan suhu aktivitas.
Berikutnya, gunakan sistem teman untuk menghindari bekerja sendiri dan memastikan bantuan segera dalam keadaan darurat. Berikan pelatihan yang sesuai dan latihan uji dalam prosedur darurat dan menyediakan sistem komunikasi yang andal.
Pekerja yang beraktivitas di fasilitas penyimpanan beku harus mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti pakaian, sepatu bot, penutup kepala, dan sarung tangan.
Pakaian pelindung harus pas, terlihat, diisolasi, tahan air, dan tahan lama, dengan resleting, bukan kancing, yang tidak memberikan isolasi yang memadai.
“Pekerja harus memiliki pakaian yang cukup untuk selalu menyediakan perlengkapan bersih dan cadangan jika kotor atau basah,” ujarnya.
Sepatu bot harus tahan air dan benturan, anti selip, berventilasi baik, dan fleksibel. Benda ini juga mesti pas dengan kaki celana secara efektif.
Untuk penutup kepala harus memberikan perlindungan yang cukup pada telinga dan leher.
“Tutup kepala tidak boleh menghalangi alat pelindung lainnya untuk dipasang dan dipakai dengan benar, termasuk pelindung pendengaran dan mata,” ujarnya.
Terakhir, sarung tangan harus hangat, sehingga harus pas di atas atau di bawah lengan jaket untuk mencegah masuknya udara dingin.
“Jika sarung tangan dikenakan di atas sarung tangan untuk meningkatkan insulasi, sarung tangan harus dipasang ke jaket agar tidak hilang saat dilepas untuk melakukan tugas yang membutuhkan ketangkasan,” ujarnya. (adm)