APD Alat Pelindung Diri

Berikut 8 Alat Pelindung Jatuh Bagi Pekerja dari Ketinggian

Untuk perlengkapan sistem perlindungan bahaya jatuh yakni safety belt, full body harness, shock absorber, lanyard, anchor point, lifeline, dan retractable lifeline.

Jakarta, isafetymagazine.com – Alat pelindung jatuh terdiri dari dua jenis, yaitu perangkat pencegah jatuh dan perangkat penahan jatuh yang masing-masing bisa dibagi sesuai jumlah penggunanya.

Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner, dan tali koneksi (lanyard).

Kemudian, tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester).

“Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar,” tulis pelatihank3kemenaker dikutip dari situsnya yang dimiliki PT Mandiri Maha Daya pada Jumat (14/4/2023).

Perangkat pencegah jatuh adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mencegah potensi jatuh, sedangkan perangkat penahan jatuh untuk mengurangi dapat jatuh.

Sedikitnya delapan komponen wajib yag digunakan untuk perlengkapan sistem perlindungan bahaya jatuh yakni safety belt, full body harness, shock absorber, lanyard, anchor point, lifeline, dan retractable lifeline.

1.Safety Belt
Alat ini dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan alat Full Body Harness, tapi Safety Belt Hanya dikaitkan ke bagian pinggang pekerja saa serta bagia lanyard dikaitkan ke anchor.

Pemakaian Safety Belt sebagai alat pelindung jatuh dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa terjatuh dari ketinggian.

Jika pekerja terjatuh maka dia masih bisa mengalami cedera di bagian pinggang ataupun bagian tulang belakangnya.

“Meskipun, pekerja tersebut tak mengenai permukaan tanah dalam artian pekerja tergantung,” ujarnya.

2.Full Body Harness
Alat ini didesain untuk melindungi semua bagian penting pengguna yaitu panggul, dada, paha, dan seluruh tubuh pengguna, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian.

“Penggunaan body harness dilengkapi D-ring yang terletak pada bagian punggung serta bisa dipasangkan ke lanyard, lifeline, dan komponen lain yang kompatibel lain yang kompatibel dengan body harness,” katanya.

3.Shock Absorber
Alat ini dikenal sebagai alat penahan jatuh dengan fungsi menahan tubuh pengguna ketika jatuh dari ketinggian, mencegah kerusakan, dan mengurangi kekuatan tekanan pada anchor.

4.Lanyard
Alat ini adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan guncangan bila pekerja terjatuh bebas.

“Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan saat jatuh bebas dengan panjang maksimum 1,2 meter,” ujarnya.

5.Anchor Point
Setiap pekerja harus memastikan bahwa ancor yang tersambung pada lifeline dan lanyard harus kuat. Posisi anchor diperuntukkan sebagai pelindung atau penahan pekerja dari kemungkinan terjatuh.

6.Fall Arrestor
Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja ketika sedang melakukan perpindahan tempat atau bergerak secara vertikal, biasanya berjarak cukup panjang.

7.Lifeline
Lifeline adalah tali pengaman fleksibel yang terbuat dari serat, kawat, atau anyaman. Lifeline biasanya dikatkan pada anchor point.

8.Retractable Lifeline
Alat ini harus terpasang pada posisi tubuh dalam keadaan tegak. Dalam Pemilihan APJP yang benar menjadi hal yang penting dipahami para pekerja maupun perusahaan.

Keduanya harus mengetahui jenis – jenis alat pelindung jatuh dan alat mana yang cocok digunakan untuk setiap pekerjaan di ketinggian.

“Dengan memahami pemilihan pelindung jatuh yang tepat, setidaknya kecelakaan kerja akibat terjatuh pun dapat diminimalkan,” tuturnya. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button