Suatu hewan bisa menularkan Covid-19 belum terbukti sampai sekarang, tapi data ini terlah diperoleh dari beberapa negara telah menunjukan tersebut.
Namun, data di lapangan menunjukkan penularan Covid-19 pada berbagai spesies di dunia seperti anjing, kucing, kera, dan cerpelai (mink).
“Beberapa negara telah Covid-19 melaporkan penularan lewat sejumlah hewan seperti anjing dan kucing dari hasil tes kedua binatang ini positif Covid-19,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan Spesialis Genetika IPB University, Ronny Rachman Noor pada Minggu (30/5/2021).
Hal yang sama terjadi di dua kebun binatang di Amerika Serikat (AS) yakni harimau di Kebun Binatang Bronx di New York dan delapan gorila di Kebun Binatang San Diego, California.
Gorila-gorila ini terjangkit dari penjaganya yang terinfeksi Covid-19, sehingga mereka bisa dimusnahkan yang berakibat kelangkaan binatang-binatang yang dilindungi di dunia.
“Beberapa negara telah melaporkan infeksi pada mink dan dalam beberapa kasus sangat parah dan mengalami kematian,” ujarnya.
Penularan terbesar Covid-19 melalui cerpelai terjadi di Denmark, sehingga negara ini memusnahkan jutaan hewan ini dan menutup industri peternakan tersebut sampai tahun depan.
Penularan Covid-19 yang terjadi dari manusia ke hewan dan sebaliknya akan semakin sulit penyembuhan penyakit tersebut. Karena, hal ini memunculkan varian baru hasil mutasi Covid-19, sehingga dibutuhkan vaksin Covid-19 khusus bagi hewan.
Rusia telah mengembangkan dan memproduksi vaksin Covid-19 khusus untuk hewan dan disetujui penggunaannya pada Mei 2021.
“Vaksin yang diproduksi Rusia ini dinamakan Carnivak-Cov yang dapat digunakan pada anjing, kucing, mink, rubah serta hewan lainnya,” ujarnya.
Hasil uji klinis vaksin Covid-19 khusus hewan menghasilkan antibodi sebesar 100% baginya yang telah diterbitkan pada Oktober tahun lalu. Vaksin ini aman bagi hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, bahkan telah diberikan bagi orangutan dan bonobo.
Vaksin Covid-19 khusus hewan sedang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Amerika, Zoetis sejak tahun lalu.
Namun, ini belum diproduksi dan didistribusikan secara luas, sehingga protokol kesehatan (prokes) juga harus diterapkan bagi hewan.
“Hal tersebut diperlukan untuk mengurangi penularan baik dari manusia hewan peliharaan dan hewan liar ataupun penularan sebaliknya dari hewan ke manusia,” tuturnya.
Implementasi prokes bagi hewan seperti anjing hanya bisa keluar di sekitar rumah dengan waktu terbatas. Jika hewan ini keluar rumah, maka dia harus dijaga jarak dengan manusia.
Bahkan, kucing disarankan terap berada di rumah dan tidak berinteraksi dengan kucing-kucing lain.
Tempat makanan, minuman, dan kotoran harus dibersihkan setiap hari dengan menggunakan masker. Selain itu cuci tangan dengan menggunakan sabun yang mengandung disinfektan.
“Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah jika kita sedang sakit lakukan pembatasan kontak dengan hewan peliharaan kita,” ucapnya. (ant/adm)