Jakarta, isafetymagazine.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengungkapkan realisasi lifting minyak dan gas (migas) hanya tercapai sebesar 99,5% atau 615.500 barel per hari (BPH) dari target ini sebesar 618.700 BPH pada semester I 2023.
Hal ini terjadi akibat kecelakaan kerja terjadi di sejumlah perusahaan migas pada awal 2023.
โBeberapa pekerjaan investasi tertunda pengembangan. Di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di awal tahun ada accident, fatality kemudian dilakukan safety stand down,” kata Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf di Kantor SKK Migas, Jakarta pada Selasa (18/7/2023).
Kondisi tersebut juga menyebabkan realisasi produksi gas sampai enam bulan pertama 2023 cuma sebesar 5.308 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Angka ini turun sebesar 0,3% dibandingkan waktu yang sama pada tahun lalu mencapai 5.326 MMscfd
Dengan begitu SKK Migas melakukan inspeksi terhadap rig (alat pengeboran) di sejumlah wilayah kerja. Dari hal ini ditemukan banyak peralatan sudah tidak laik pakai.
โSemua rig tidak hanya di PHR, di seluruh Pertamina grup diinspeksi, ternyata sebagian tidak digunakan lagi. Harus dilakukan perbaikan, peralatan safety,” ucapnya.
Nanang Abdul Manaf memprediksi sektor hulu masih mengalami kekurangan alat pengeboran sampai semester II 2023. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah pekerja yang bisa menyelesaikan berbagai proyek yang berkontribusi langsung terhadap produksi.
โJadi pada posisi sekarang kekurangan rig, kita berusaha terus penuhi tambahan rig tapi harus sesuai dengan inspeksi atau persyaratan safety,” tuturnya. (mdc/adm)