Health

Masalah Kesejahteraan Tekan Kesehatan Pekerja Film

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu adanya perubahan pada sistem kerja yang lebih aman dan nyaman.

Jakarta, isafetymagazine.com – Industri film merupakan sektor ekonomi kreatif yang berkaitan dengan aktivitas yang mencakup produksi, distribusi, dan pemasaran film.

Pada pembuatan film mulai dari pengembangan konsep, produksi, penyuntingan akhir, pemasaran, dan distribusi. Industri film melibatkan distribusi ke bioskop, televisi, dan platform streaming.

Lebih dari sekedar sebuah bisnis, industri film menjadi penting untuk menyampaikan cerita, nilai, dan pesan terhadap penonton. Industri ini dapat berkaitan dengan sektor lain seperti sektor pariwisata.

Dengan demikian Indonesia dapat mempromosikan identitas budaya dan memperluas pengaruh buaya di kancah Internasional. Namun, dibalik kemajuan industri film, banyak tantangan untuk pekerja film dalam mencari kesejahteraan di industri ini.

Tidak hanya sekedar hiburan, industri film menjadi salah satu sektor yang membawa dampak ekonomi yang signifikan, dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan mempromosikan budaya.

Namun, jam kerja yang panjang dan sistem kerja yang tidak seimbang dalam industri film menjadi perhatian khusus.

Menurut riset menunjukkan bahwa pekerja film bekerja lebih dari 16 jam per hari, hal ini menjadi perhatian serius untuk keseimbangan sistem kerja pada industri film.

Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) dan Indonesia Cinematographers Society (ICS) menerbitkan kertas posisi yang berisikan jam kerja maksimal pekerja film adalah 14 jam dalam sehari.

Sejak 1980-an mulai banyak yang mengenal karya film Indonesia di kancah Internasional. Hal ini membuat tantangan bagi pekerja film untuk memperdalam pengetahuan mengenai proses produksi film.

Tekanan ini timbul dari permintaan pasar dan konsumen akan film berkualitas tinggi. Hal itu kemudian mendorong pekerja film untuk meningkatkan kerja dan keterampilan mereka. Untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Pekerja film harus terus mengembangkan kemampuan dan ketertarikan dalam pembuatan film, serta mengikuti regulasi dan standar yang ada.

Kesejahteraan pekerja film di Indonesia menjadi lebih terlihat sejak tahun 2020, ketika pandemi Covid-19 berdampak pada keadaan pekerja.

Survei Sindikasi, ketika pandemi Covid-19 bahwa pekerja film di Indonesia menghadapi tantangan kesehatan mental yang mempengaruhi kesejahteraan mereka.

Jam dan Sistem Kerja
Durasi kerja yang panjang dalam produksi film selama periode pengambilan gambar yang memakan waktu lama dan sering kerja lembur. Hal tersebut menjadi masalah kesejahteraan bagi pekerja film yang dapat menimbulkan tekanan dan masalah kesehatan.

Pada 2023 Indonesia Cinematographers Society (ICS) menyebutkan hasil survei bahwa pekerja film bekerja 16-20 jam per hari. Serikat Pekerja mengusulkan pembatasan waktu kerja film meminta jam kerja dibatasi 14 jam per hari.

Dengan durasi jam kerja panjang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental para kru produksi dan aktor.

Kelelahan terus-menerus dapat menyebabkan penyakit dan akan mempengaruhi produktivitas. Selain itu terus-menerus bekerja sering dianggap sebagai indikator produktivitas tinggi, karena jam kerja yang lebih lama dihubungkan dengan meningkatnya jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan.

Namun, bekerja tanpa henti dapat membuat stres dan memperburuk kesehatan mental yang mengakibatkan menghambat kemampuan pekerja untuk lebih kreatif.

Untuk mengatasi dampak negatif dari jam kerja yang panjang, diperlukannya perubahan sistem kerja yang lebih aman, serta pembatasan waktu kerja yang sesuai dengan kondisi pekerja.

Industri film saat ini perlu lebih memperhatikan beberapa aspek penting terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, durasi jam kerja, perlindungan terhadap resiko kekerasan seksual, dan keseimbangan antara tuntutan produksi yang tinggi dengan keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.

Aspek kesehatan dan keselamatan kerja menjadi penting dalam industri film termasuk memastikan ruang kerja yang nyaman dan aman bagi para pekerja film.

Hal ini mencakup keselamatan fisik, keamanan, kesehatan, pencegahan kecelakaan, kesehatan mental, serta termasuk kelelahan dan stres.

Industri ini sering menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara tuntutan produksi yang mendesak dan keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.

Kurangnya regulasi atau perlindungan terhadap jam kerja yang pada industri film, memperlihatkan masalah yang sering terjadi di industri ini.

Pekerja film yang bekerja dengan durasi jam yang panjang dapat menyebabkan kelelahan dan dampak negatif terhadap kesehatan fisik serta mental pekerja.

Kesimpulan dan Solusi
Adanya perubahan budaya dalam industri film yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja yang sehat sangat penting untuk menjamin kesejahteraan pekerja di industri film.

Masalah-masalah seperti kelelahan, keselamatan, keamanan, dan kesehatan pekerja film yang masih perlu mendapat perhatian lebih.

Apalagi karena belum ada yang mengatur dan menerapkan secara memadai dalam industri film.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu adanya perubahan pada sistem kerja yang lebih aman dan nyaman, serta ketegasan durasi waktu kerja sesuai kondisi pekerja sebagai bagian dari industri kreatif, peran manusia dalam industri film ini sangatlah penting dalam menentukan kualitas.

Demi kesejahteraan pekerja film dan keberlanjutan industri, kesehatan dan keselamatan pekerja harus menjadi prioritas utama untuk memastikan kualitas produksi film.

Dengan menciptakan sistem kerja yang lebih memprioritaskan keselamatan pekerja, industri film dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan kelelahan kerja. Hal ini akan meningkatkan kreatifitas dan produktifitas para pekerja, yang akan menjadi dampak positif bagi industri film.

Mahasiswa S2 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Universitas Airlangga (Unair), Kalingga Wenna Ferliquenna Paramitha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button