Health

Negara Bisa Kendalikan Penyebaran Covid-19

DKI Jakarta mengalami 112.027 kasus positif Covid-19 sampai Minggu (8/11/2020).

Jakarta, Isafetymagazine.com – Semua negara di dunia belum bisa melenyapkan Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona). Mereka hanya mengendalikan penyebarannya.

“Penyakit ini belum bisa hilang dalam jangka waktu pendek,” kata Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono dalam webinar bertajuk ‘Quo Vadis Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia’ pada Minggu (8/11/2020).

Kondisi serupa terlihat pada sejumlah penyakit seperti Tuberculosis (TBC), tetanus, dan campak.Penyakit-penyakit ini tetap ada, tapi jumlah kasusnya tidak besar.

Negara-negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 seperti Selandia Baru, Hong Kong, dan Vietnam. Mereka masih mengalami kasus positif tersebut, tapi jumlahnya kecil atau kurang dari 10 per hari.

Pengendalian pandemi Covid-19, lanjut Pandu, dapat dilakukan dengan membatasi pergerakan manusia seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jadi, orang melakukan aktivitas dari satu tempat ke tempat lain dengan pertimbangan itu mesti dilakukannya.

Namun, mereka harus menggunakan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak (3M). “Penularan lebih mudah dilakukan oleh respirator dan droplet,” ujarnya.

Selain itu perlu dilakukan pelacakan terhadap orang yang kontak erat dengan penderita Covid-19. Kemudian, mereka dites menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau tes antigen untuk mengetahui apakah dirinya tertular Covid-19.

Jika dia diketahui positif Covid-19, maka perlu dilakukan isolasi di suatu tempat yang tidak bisa kontak erat dengan orang lain. Isolasi mandiri diragukan efektifitasnya, bahkan, ini bisa menularkan anggota keluarga lainnya.

Pandu meneruskan Covid-19 lebih banyak ditularkan oleh orang tidak bergejala. Karena, dia dan orang di sekitarnya tidak mengetahui dia membawa virus tersebut.

“Angka reproduksi efektif Covid-19 di Indonesia masih sebesar 1,1 artunya setiap satu orang terjangkit Covid-19 bisa menularkan sebanyak 1,1 orang,” jelasnya.

DKI Jakarta merupakan provinsi yang penyebaran Covid-19 paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia yakni sebesar 60-70%. Jika provinsi ini melakukan PSBB ketat, maka angka penularan Covid-19 akan menurun.

“Namun, jika PSBB dilonggarkan, maka cenderung angka penularan meningkat apalagi sesdah liburan panjang seperti libur 17 Agustus dan Tahun Baru Islam,” paparnya.

DKI Jakarta mengalami 112.027 kasus positif Covid-19 sampai Minggu (8/11/2020). Angka ini naik 826 kasus positif dibandingkan Sabtu (7/11/2020).

Dari 112.027 kasus positif terbagi atas 101.791 pasien dinyatakan telah sembuh dan 2.366 pasien meninggal dunia.

Dengan demikian, DKI Jakarta memperpanjang PSBB transisi sampai 22 November 2020. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button