Banten, isafetymagazine.com – Akademisi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fadlullah menilai fasilitas kesehatan (faskes) belum merata di Provinsi Banten terutama Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
Kedua wilayah ini memiliki aktivitas yang padat pada sektor industri yang mendorong banyak kecelakaan kerja di tempat kerja dan menuju tempat kerja.
“Kita masih lihat konsen fasilitas kesehatan seperti rumah sakit masih berada di wilayah perkotaan, sementara seperti di Ciruas atau daerah Cikande yang banyak industrinya masih sedikit,” katanya.
Kenaikan kasus kecelakaan kerja di Banten, khususnya di Serang, Cilegon, dan sekitarnya, menuntut peningkatan faskes seperti penambahan jumlah dan kualitas faskes, distribusi yang merata, pembentukan tim medis khusus, dan edukasi pencegahan.
Langkah ini diharapkan dapat menekan angka kematian dan kecacatan serta memberikan penanganan terbaik bagi korban.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten mencatat sebanyak 2.149 kecelakaan kerja di Provinsi Banten pada 2023.
“Sekarang bagi pekerja yang mengalami kecelakaan di sana banyaknya di bawa ke Karawaci di Tangerang, sedangkan jaraknya sangat jauh. Kita khawatir jika ada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, telat mendapatkan pertolongan jika jaraknya jauh seperti itu,” ujarnya.
Pemerintah daerah (pemda) dan lembaga swasta dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dengan membuka rumah sakit (RS) baru di wilayah rentan khususnya zona industri.
Ketua Komisi V DPRD Banten, Yeremia Mendrofa menambahkan pemerataan pembangunan khususnya pelayanan dan fasilitas kesehatan dinilai penting. Dia mengapresiasi lembaga swasta yang sudah menyediakan layanan kesehatan bagi warga Banten.
“Penyediaan fasilitas kesehatan kita harapkan menyebar di Banten. Tidak hanya di daerah perkotaan, kita harap ada di semua daerah yang tentunya dilengkapi dengan pemenuhan sumber daya tenaga medis yang mencukupi,” tuturnya. (rdn/adm)
