Jakarta, isafetymagazine.com – Sehat Jiwa Bahagia menyatakan Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti stigma dan literasi rendah tentang kesehatan jiwa. Selain itu jumlah tenaga profesional kesehatan jiwa yang terbatas dan tidak tersebar secara merata.
“Masalah kesehatan jiwa menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Co-Founder Sehat Jiwa Bahagia (@sehatjiwa.id) Puspita Alwi dalam Science for Africa Foundation pada Rabu (17/1/2024).
Data Indonesia National Report of Adolescent Mental Health menyebutkan satu dari tiga orang di Indonesia mengalami masalah kesehatan jiwa. Satu dari 20 orang memiliki gangguan kejiwaan, tapi hanya 2% dari jumlah tersebut yang mengakses layanan kesehatan jiwa.
Kondisi ini membuat kesehatan jiwa anak muda menjadi salah satu tantangan dan risiko besar untuk Indonesia. Apalagi, Indonesia akan dihadapkan dengan bonus demografi yang membuat anak muda menjadi potensi terbesar untuk bisa menjadi negara maju.
Indonesia dan 13 negara yang hadir dan memiliki risiko paling tinggi terkait masalah kesehatan jiwa. Semua negara sepakat kesehatan jiwa bukan sekadar masalah di level personal, tapi masalah sosial dan environmental.
“Masalah kesehatan jiwa anak muda ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan orang tua, tekanan dari teman sebaya, ketidakpastian akan masa depan, krisis iklim, kekerasan, dan lain-lain,” ujarnya. (dtc/adm)