Jakarta, isafetymagazine.com – Pencapaian zero accident (nir kecelakaan) bagi perusahaan konstruksi sangat berat sekarang. Apalagi, pemilik perusahaan tidak hanya menuntut prestasi tersebut saja.
“Kita tidak hanya zero accident, tapi operational excellent yang bisa meningkatkan kepercayaan pasar,” kata Subkhan, SVP QHSE & System PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Hal itu dikemukakannya dalam ‘Indonesian Engineer Talk 02 : Insinyur Indonesia Menghadapi Tantangan Kemajuan Teknologi Transportasi, Konstruksi, dan Safety’ pada Sabtu, 8 Mei 2021.
Dengan operational excellent (opex) juga diharapkan menjamin keberlanjutan usaha. Bahkan, ini bisa mendorong diversifikasi bisnis yang berujung peningkatan kesejahteraan para karyawan.
Subkhan mengemukakan pencapaian opex tidak gampang lantaran sejumlah tantangan mesti dihadapi perusahaan konstruksi. Hal-hal itu antara lain sumber daya manusia (SDM) berupa pengetahuan dan komperensi.
Kemudian, prosedur perusahaan belum dijalankan bersama. “Ini merupakan komitmen bersama project manager, supervisor manager, dan staff division,” ucapnya.
Hal lainnya adalah reward dan punishment belum dijalankan perusahaan secara konsisten.
Berbagai tantangan tadi bisa diatasi dengan sejumlah kebijakan seperti health, safety, and environment (HSE) masuk ke semua bidang proyek.
Dengan demikian, safety tidak hanya diketahui oleh bagian engineering dan construction saja. Namun, itu dimengerti oleh bagian lain seperti human capital dan finance.
“Walaupun dia adalah leader keuangan dan SDM, dia harus paham kalau tidak ada paraf dari orang engineering, constrction, and safety, dia tidak boleh acc yang berkaitan dengan bidangnya,” ujarnya.
Bahkan, pimpinan perusahaan, ujar Subkhan, juga harus paham tentang engineering, construction, dan safety. Meskipun, ini tidak diketahuinya secara rinci.
“Setiap bos atau pimpinan, walaupun secara real de facto di lapangan dia leader belum tentu punya leadership, kalau dia tidak punya pemahaman engineering dan risk,” tuturnya. (adm)