Health

Trauma Suspensi Bisa Berakibat Kematian, Pakai APD Secara Tepat

Pastikan harness yang digunakan sesuai standar keselamatan dan memiliki tali pengaman yang memungkinkan pergerakan kaki untuk mengurangi penumpukan darah.

Jakarta, isafetymagazine.com – Mutiara Mutu Sertifikasi mengatakan trauma suspensi adalah kondisi medis berbahaya yang terjadi ketika seseorang tergantung dalam posisi vertikal menggunakan alat pengaman seperti harness dalam waktu yang lama.

β€œSaat tergantung, aliran darah ke otak dan organ vital bisa terganggu, yang dapat menyebabkan pingsan, cedera serius, atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani,” kata Penulis Mutiara Mutu Sertifikasi, Nabilla MMS pada Jumat (14/3/2025).

Trauma suspensi terjadi akibat pekerja jatuh tetapi tertahan oleh harness tanpa bisa segera diselamatkan. Kemudian, pekerja dalam kondisi tidak sadar saat tergantung di ketinggian.

Selanjutnya, penyelamatan terlambat atau prosedur evakuasi yang tidak efektif. Lalu, saat tubuh menggantung dalam harness, tekanan dari tali pengaman dapat membatasi aliran darah balik dari kaki ke jantung.

β€œAkibatnya, darah terkumpul di kaki, menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke otak dan organ vital lainnya,” ujarnya.

Nabilla MMS mengungkapkan beberapa gejala trauma suspensi yang perlu diwaspadai, antara lain pusing dan mual, napas pendek atau kesulitan bernapas, dan kulit pucat atau kebiruan,

Berikutnya, keringat dingin, penurunan kesadaran atau pingsan

β€œJika seseorang mengalami gejala-gejala di atas saat tergantung, segera lakukan tindakan penyelamatan untuk mencegah kondisi yang lebih parah,” ujarnya.

Untuk menghindari risiko trauma suspensi, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan gunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat.

Pastikan harness yang digunakan sesuai standar keselamatan dan memiliki tali pengaman yang memungkinkan pergerakan kaki untuk mengurangi penumpukan darah.

Kemudian, lakukan pelatihan dan simulasi evakuasi dengan setiap pekerja yang bekerja di ketinggian harus memahami risiko trauma suspensi dan mengetahui cara mengevakuasi diri atau rekan kerja dengan cepat.

Lalu, gunakan foot loop atau suspension trauma strap dengan alat ini memungkinkan pekerja mengurangi tekanan pada kaki dengan berdiri di atas tali kecil yang disiapkan pada harness.

Berikutnya, rancang sistem rescue yang efektif dengan setiap pekerjaan di ketinggian harus memiliki rencana evakuasi darurat yang memungkinkan korban trauma suspensi bisa diselamatkan dalam hitungan menit.

Selanjutnya, pantau kondisi pekerja secara berkala dengan tim pengawas atau safety officer harus selalu memantau kondisi pekerja dan mengelola alat pelindung diri untuk menghindari risiko cedera akibat APD dengan kondisi yang kurang baik.

Lalu, penanganan jika terjadi trauma suspense dengan jika seseorang mengalami trauma suspensi, segera lakukan langkah berikut segera evakuasi korban ke tempat aman dengan hati-hati.

Selanjutnya, posisikan korban dalam posisi setengah duduk agar aliran darah kembali ke jantung secara perlahan. Berikan oksigen jika tersedia untuk membantu pernapasan.

β€œPantau kondisi korban dan segera hubungi tim medis jika ada tanda-tanda memburuk dan hindari membaringkan korban langsung dalam posisi horizontal, karena bisa menyebabkan β€˜rescue death syndrome’ akibat kembalinya darah ke jantung secara tiba-tiba,” tuturnya.

β€œTrauma suspensi adalah risiko yang sering diabaikan oleh pekerja yang menggunakan alat pengaman di ketinggian. Dengan pemahaman yang baik tentang penyebab, pencegahan, dan penanganannya, risiko ini bisa dikurangi secara signifikan.” (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button