Health

WHO Sebut 1 dari 8 Orang di Dunia Sakit Jiwa

Kemenkes juga melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan mulai institusi pendidikan hingga tempat kerja.

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan berbagai untuk guna menjaga kesehatan mental para pekerja dan penduduk usia produktif, seperti skrining serta penanganan penyakit.

Sebanyak 70% penduduk Indonesia adalah usia produktif yang menjadi tulang keluarga, aset negara dalam perekonomian, dan melahirkan generasi penerus bangsa.

β€œData 2022 dari World Health Organization (WHO), satu dari delapan orang di seluruh dunia memiliki masalah kesehatan jiwa dan satu miliar orang yang hidup dengan gangguan jiwa, dimana 15 persen di antaranya adalah pada usia kerja,” kata Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes, Imran Pambudi di Jakarta belum lama ini.

Gangguan depresi dan kecemasan menghambat perekonomian dengan kerugian sebesar S$1 triliun, karena penurunan produktivitas.

Berbagai dampak persoalan kesehatan jiwa pada pekerja mencakup gangguan psikologis seperti depresi, burn out, dan keinginan bunuh diri.

Selain itu gangguan medis seperti masalah kardiovaskular, muskuloskeletal, penurunan imunitas, perubahan perilaku, dan penurunan performa kerja.

Masalah kesehatan jiwa pada performa organisasi meliputi penurunan produktivitas dan efisiensi, penurunan kepuasan atas pekerjaan dan loyalitas,

Hal lainnya adalah kenaikan absensi, penurunan kualitas hubungan sesama, serta peningkatan biaya untuk mengatasi masalah kesehatan atau kecelakaan kerja

Imran Pambudi meneruskan sejumlah upaya pemerintah dilakukan menangani hal-hal itu seperti identifikasi, penilaian, dan pengendalian.

Presiden terpilih Prabowo Subianto dinilai kesehatan jiwa menjadi salah satu aspek yang dicek dalam inisiatif skrining ulang tahun.

“Kita juga perlu mengupayakan pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi di tempat kerja. Dalam hal ini terkait dengan kesehatan kerja itu ada namanya P3LP (Pusat Pengembangan Penelitian dan Layanan Psikologi) yaitu pertolongan pertama pada luka psikologis,” katanya.

Kemenkes juga melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan mulai institusi pendidikan hingga tempat kerja.

Mereka ditunjuk untuk menjadi pihak pertama yang memberi pertolongan pertama pada luka psikologis, sebelum menghubungkan ke pihak yang lebih kompeten. (ant/adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button