Event HSE

WSO Bilang Begini Kecelakaan Kerja Masih Tinggi di Indonesia

ITMC akan menggelar Diklat/Pelatihan Kompetensi Ahli K3 Umum BNSP dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Jakarta, isafetymagazine.com – World Safety Organization (WSO) menilai kecelakaan kerja masih tinggi di Indonesia akibat banyak perusahaan atau lembaga belum menerapkan safety culture (budaya keselamatan kerja) secara baik.

Walaupun, banyak tenaga ahli keselamatan dan kesehatan (K3) telah terdapat di Tanah Air.

“Saya mengambil asumsi dari yang saya pelajari bahwa kembali kepada safety culture,” kata Chairman WSO Indonesia, Soehatman Ramli.

Pernyataannya ini disampaikan dalam ‘Launching Diklat/Pelatihan Kompetensi Ahli K3 Umum BNSP oleh IMTC’ dan ‘Launching Buku Membudayakan K3 di Perusahaan’ pada Sabtu (1/4/2023) malam.

Kecelakaan kerja di Indonesia, ujar Soehatman Ramli, juga dipicu tiga pilar yakni keteknikan tempat kerja, manajemen keselamatan, dan pelaksananya yakni sumber daya manusia (SDM).

Keteknikan tempat kerja menyangkut bagaimana menjaga tempat kerja yang aman oleh pihak terkait perusahaan.

“Bagaimana baiknya mesin itu, mestinya diperlukan SOP (standard operating procedure) atau panduan perlu sistem untuk mengoperasikannya,” ujarnya.

WSO telah menyelenggarakan ‘Safety Culture Award’ setiap tahun yang diberikan kepada perorangan dan perusahaan yang mengimplementasikan safety culture secara baik. Dari hal ini semua pihak diminta dukungannya dalam menerapkan safety culture.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama (Dirut) International Training Maritime Centre (ITMC), Nurdin Arief, juga mengajak setiap orang dan perusahaan termasuk anak muda membudayakan keselamatan kerja.

Langkah ini mesti dimulai dari diri sendiri lantaran keselamatan kerja adalah gambaran sikap pribadinya.

“Safety kita terapkan di lingkungan hidup kita dan lingkungan kerja kita. Mari kita mulai memahami bahwa safety sangat penting dalam kehidupan kita dan dalam diri kita terutama remaja,” tuturnya.

Untuk menanamkan safety culture kepada semua orang dia mengajak mereka mengikuti Diklat/Pelatihan Kompetensi Ahli K3 Umum BNSP yang digelar oleh IMTC. Kegiatan ini berlangsung secara online dan offline pada 1-7 Mei 2023.

“Saya launching tentang program yang kalau kita ada beasiswa dan beasiswa tidak tanggung-tanggung,” ucapnya.

Dari lembar informasi yang diterima isafetymagazine menyebutkan tiga beasiswa akan diberikan kepada tiga orang dengan cara dilakukan door prize.

Untuk peserta yang tidak memperolehnya berkesempatan meraih hadiah-hadiah lainnya seperti sport safety shoes, jaket, dan t-shirt.

Sebanyak 100 peserta offline (tatap muka) dan 500 peserta online akan diterima ITMC mengikuti Diklat/Pelatihan Kompetensi Ahli K3 Umum BNSP. Mereka diprioritaskan mahasiswa, lulusan baru perguruan tinggi, dan para pencari kerja.

“Untuk register offline wajib isi formular di kantor ITMC, sedangkan register online wajib isi form register dan detail link register,” tulis lembar informasi tersebut.

ITMC akan menggelar Diklat/Pelatihan Kompetensi Ahli K3 Umum BNSP dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Hal ini berdasarkan surat keputusan (SK) Menteri Ketenagakerjaan nomor 38 tahun 2019.

“Saya akan langsung membimbingnya,” ucap Nurdin Arief.

Diklat/Pelatihan Kompetensi Ahli K3 Umum BNSP yang digelar ITMC pada bulan depan bertajuk ‘Program Peduli Indonesia Maju’.

“Kita ingin membangun suatu kekuatan spirit yang baru, Indonesia lebih baik, tanpa memandang unsur, religi, atau politik,” ujarnya.

Suri Tauladan Pimpinan
Praktisi Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), Sulistyo Prawoto, berharap para pimpinan perusahaan dapat memberikan suri tauladan kepada para bawahannya dalam penerapan safety culture di dalam organisasinya.

Para pimpinan juga diminta memberikan kenyaman kepada para bawahannya.

“Bagaimana pendekatan pimpinan kepada anak buahnya agar tidak merasa berat atas pekerjaan yang dibebankan,” tuturnya.

“Orang yang memimpin perlu juga belajar psikologi.”

Pada sisi lain Soehatman Ramli menyambut baik kehadiran buku berjudul Membudayakan K3 di Perusahaan’ yang disusun oleh Sulistyo Prawoto. Pasalnya, budaya keselamatan sebagai fondasi dalam menerapkan K3.

“Buku budaya K3 masih langka, mudah-mudahan bermanfaat bagi semua pihak,” ucapnya.

Apalagi, Sulistyo Prawoto dinilainya menyusun Buku Membudayakan K3 di Perusahaan tidak hanya didasarkan keilmuan saja. Namun, itu dilakukannya berdasarkan pengalaman pekerjaan.

“Mudah-mudahan hasil karya Pak Sulis memberikan mmafaat bagi dunia K3,” ujarnya.

Tertatih-Tatih
Sulistyo Prawoto mengakui menulis buku tidak mudah saat masih bekerja di salah satu perusahaan keamanan di Jakarta sebagai HSSE Manager dan mengajar di ITMC. Dia bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas pencapaian tersebut.

“Akhirnya, saya bisa membuat buku ini, walaupun tertatih-tatih, rintangan dan halangan,” tuturnya.

Peluncuran buku Membudayakan K3 di Perusahaan juga memperoleh respon positif dari rekan sejawatnya yang sekarang aktif mengajar K3 sekaligus sebagai Branch Manager ITMC Indonesia Timur, Petrus JM.

“Buku yang diluncurkan Pak Sulistyo sangat luar biasa, ini tantangan bagi saya yang belum menulis buku, karena saya masih konsentrasi penimgkatan SDM di Maluku,” ujarnya. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button