JAKARTA, Isafetymagz.com – Bagi insan K3 nasional, 2020 merupakan tahun bersejarah. Sebab pada tahun itu, persisnya 12 Januari 2020, K3 Indonesia akan genap berusia 50 tahun atau setengah abad.
Tanggal itu dijadikan titik anjak sebagai Hari K3 Nasional, merujuk pada diberlakukannya UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada 12 Januari 1970. UU No 1/1970 hadir untuk menggantikan VR (Veileigheids Reglement) tahun 1910 (Staatsblaad/Stbl No 406).
Kelahiran UU No 1/1970 dinilai sebagai era kebangkitan keselamatan kerja di Indonesia, sebab undang-undang ini dianggap lebih manusiawi dan lebih melindungi tenaga kerja di Indonesia dengan mengedepankan pendekatan preventif dibanding VR 1910 yang lebih mengedepankan pendekatan represif.
UU No 1/1970 dipandang juga sebagai babak baru K3 Modern Indonesia. Yaitu dengan digunakannya pendekatan-pendekatan berbasis ilmiah, ketimbang konvensional sebagaimana VR 1910 yang merupakan produk hukum Kolonial Belanda.
Lantas, bagaimana perkembangan dunia K3 Indonesia setelah kelahiran UU No 1/1970 hampir setengah abad silam dan bagaimana pula tantangan yang akan dihadapi ke depan?
“Hal inilah yang melatari WSO Indonesia untuk menggagas acara Bincang Bincang Keselamatan (BBK) sejak akhir 2018 lalu,” kata Soehatman Ramli, WSO Representative Indonesia, yang ditemui isafetymagz.com usai memberikan sambutan pada acara Bincang Bincang K3 dengan tajuk “Pandangan K3 Lintas Generasi” yang digelar di Graha Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
BBK pada hari Kamis itu, kata Soehatman, merupakan keempat kalinya diselenggarakan dan merupakan kolaborasi dengan Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N).
“Insha allah BBK akan rutin diselenggarakan setiap bulan dengan topik berbeda-beda setiap bulannya. Terutama menuju 50 tahun K3 Indonesia tahun 2020 mendatang. Berbagai pakar, akademisi, praktisi, pemerintah, professional, pelaku usaha, komunitas K3, lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan K3, PJK3, mahasiswa, siswa SMK, hingga masyarakat umum, akan kami hadirkan,” kata Soehatman yang mengaku pertama kali menggeluti dunia K3 ketika bekerja di PT Pertamina tahun 1974 silam sebagai HSE Inspector.
Soehatman Ramli yang pada September 2018 lalu diangkat menjadi salah satu direksi (Board of Director) periode 2018 – 2019 di WSO pusat yang berkedudukan di Amerika Serikat mengatakan, forum diskusi dalam bentuk BBK itu digagas WSO Indonesia dalam upaya mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat Indonesia berbudaya K3 di tahun 2020 sebagaimana telah dicanangkan pemerintah.
“Hal ini selaras juga dengan motto WSO yaitu Making Safety a Way of Life, worldwide,” kata Soehatman Ramli.
Dikatakan, WSO adalah organisasi keselamatan dunia yang didirikan di Filipina pada 1975. Merupakan organisasi nirlaba yang pada tahun 1987 diterima sebagai Konsultan kategori II (non-pemerintah) di Dewan Ekonomi dan Sosial PBB. Di Indonesia sendiri, didirikan pada 2008, sebagai perwakilan atau Representative. (Hasanuddin)