Jakarta, isafetymagazine.com – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berharap Indonesia bebas sampah pada 2040 atau 15 tahun nanti melalui PT Danantara Investment Management (Persero).
Langkah ini dilakukan dengan menjalankan proyek waste to energy atau Badan Usaha Pengembang dan Pengelola Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Menjadi Energi Listrik (BUPP PSEL).
Managing Director PT Danantara Investment Management, Stefanus Ade Hadiwidjaja mengungkapkan masalah sampah dihadapi Indonesia, China, Jepang, dan Eropa. Kondisi ini diatasi dengan melakukan investasi dan pengembangan proyek pengolahan sampah.
China telah menangani persoalan sampah sejak 2005 atau 20 tahun lalu dengan berbagai teknologi seperti incinerator yang mengubah sampah menjadi listrik.
Negara ini memiliki penduduk sebesar 1,5 miliar orang, sehingga sebanyak 1,5 miliar kilogram (kg) sampah per hari dialami negara tersebut.
“Sebagian besar 90% itu hilang jadi bottomless dan dengan teknologi yang benar, hasil pembakarannya sebagai flying ash itu boleh dibilang hampir nol, kecil sekali ke udaranya, almost clean. Terus yang bottom ash-nya itu pun sebenarnya bisa diolah lagi, bisa jadi bata dan lain-lain,” katanya dalam media briefing yang berlangsung di Kompleks Wisma Danantara, Jakarta pada Senin (3/11/2025).
Pada sisi lain Danantara Investment Management telah menunjuk sebanyak 24 perusahaan dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) Pemilihan Mitra Kerja Sama BUPP PSEL.
Para mitra lokal ini berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan perusahaan swasta
“Mereka akan melakukan bid untuk masing-masing tujuh kota itu. Kalau mereka mau ikut semua tendernya, monggo, kalau mereka mau fokus (satu kota), juga monggo,” ujarnya.
Danantara akan meminta perusahaan-perusahaan ini menggandeng mitra lokal untuk membentuk sebuah konsorsium yang mengeksekusi proyek waste to energy. Tender pengelolaan proyek waste to energy di tujuh titik kota/kabupaten pada 6 November 2025.
“Masing-masing kota itu akan ada vendornya, jadi bisa ada 7 konsorsium yang menang. Kita juga enggak mau satu konsorsium bisa menang terlalu banyak, kita akan tentukan. Kita akan mulai melakukan tender serempak dimulai tanggal 6 November,” ujarnya.
Stefanus Ade Hadiwidjaja mengutarakan alasan memilih 24 perusahaan asing dalam DPT BUPP PSEL dari Jepang, China, dan Eropa pada batch 1.
“Karena memang batch 1 ini kita mau buat tendernya cukup cepat. Untuk itu karena itu kita cari pemain yang memang sudah berpengalaman,” tuturnya.
Danantara memberikan kesempatan bagi perusahaan lokal dengan mengajukan proposal sebagai DPT BUPP PSEL pada batch-batch selanjutnya. Proyek ini diharapkan groundbreaking pada awal 2026.
“Kita mau tendernya juga bisa cepat dilakukan, sehingga di quarter 1 tahun depan, bulan Maret atau bulan April, mudah-mudahan kita sudah siap bisa groundbreaking di awal-awal tahun 2026,” ucapnya. (adm)
Sumber: investortrust.id














