Safety at Work

84 Persen Jurnalis Alami Peningkatan Ancaman Selama Pemilu Lalu

Gambaran kondisi keselamatan jurnalis dalam menjalankan profesinya ini disusun berdasarkan tiga pilar utama.

Jakarta, isafetymagazine.com – Ancaman keselamatan jurnalis berpotensi terjadi dalam proses pelaksanaan Pilkada serentak 2024.

Kondisi ini merujuk hasil riset terhadap kekerasan yang dialami jurnalis selama proses Pemilu serentak lalu.

Riset Indeks Keselamatan Jurnalis melaporkan selama proses pemilu 2024, ancaman terhadap jurnalis cenderung meningkat.

Sebanyak 84% jurnalis melaporkan peningkatan tekanan/ancaman selama proses pemilu yang lalu dan menganggapnya berada dalam tahap ‘mengancam’.

Dari jumlah tersebut, 51% mengkategorikannya sebagai ‘sangat mengancam’.

Dengan begitu sebanyak 85% jurnalis  lebih berhati-hati membuat produk jurnalistik saat menjelang pemilu.

Sikap ini terjadi pada semua lini profesi dan tingkatan jurnalis, mulai dari manager, editor hingga jurnalis lapangan.

Namun, sikap kehati-hatian cenderung lebih tinggi pada tingkat editor.

Direktur Eksekutif Yayasan TIFA, Oslan Purba, mengemukakan penilaian jurnalis tersebut didasarkan pada pengalaman yang mereka alami selama peliputan pemilu 2024.

Dari Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 mengungkapkan sebanyak 28% awak media melaporkan mengalami kekerasan terkait dengan peliputan pemilu.

Bentuk kekerasan selama peliputan pemilu seperti pelarangan liputan sebesar 44% dan pelarangan pemberitaan sebesar 41%.

Kemudian, teror dan intimidasi sebesar 38%, penghapusan hasil liputan sebesar 35%, dan ancaman sebesar 23%.

Sisanya dalam bentuk serangan digital, perusakan/perampasan alat, hingga kekerasan fisik. 

“Menjadi sangat dipahami jika teman-teman jurnalis mengkhawatirkan keselamatan mereka selama peliputan kegiatan politik seperti Pemilu dan Pilkada,” katanya akhir pekan lalu.

Dengan Program Jurnalisme Aman Yayasan TIFA meminta penyelenggara Pilkada dan stakeholder lainnya memperhatikan itu.

“Kalau bisa melakukan antisipasi untuk Pilkada serentak tahun ini yang meliputi 508 pemilihan,” ujarnya.

Manajer Riset Populix Nazmi Haddyat Tamara menambahkan survei kepada jurnalis ditemukan pihak yang paling banyak disebut memberi ancaman pada pemilu yang lalu adalah individu/kelompok motif pribadi sebesar 36%.

Berikutnya, Tim Sukses (Timses) paslon (33%) dan ancaman datang dari partai politik sebesar 19%. Lalu, buzzer sebesar 19% dan perusahaan medianya sendiri sebesar 13%.

Terakhir, pihak pemerintah sebesar 12% dan lembaga negara sebesar 12%.

Sebanyak 508 Pilkada yang akan berlangsung serentak di Indonesia, melibatkan 37 provinsi (Pemilihan Gubernur), 415 kabupaten (Pemilihan Bupati), dan 93 kota (Pemilihan Wali Kota).

Laporan riset Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 menemukan keselamatan jurnalis Indonesia masih belum sepenuhnya terjamin.

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 berada pada skor 59,8 dari 100 atau masuk dalam kategori “Agak Terlindungi.” 

Skor ini disumbang antara lain oleh angka kekerasan yang dialami jurnalis baik yang dihimpun melalui survei  terhadap 536 jurnalis maupun dari kasus yang ditangani oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sepanjang 2023.

Pengukuran Indeks Keselamatan Jurnalis dilakukan oleh Yayasan Tifa sebagai bagian dari Konsorsium Jurnalisme Aman bersama PPMN dan HRWG berkolaborasi dengan perusahaan riset Populix dan didukung oleh Kedutaan Belanda.

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 diukur melalui metode survei kepada jurnalis dan dipadukan dengan data aktual kasus kekerasan terhadap jurnalis yang ditangani Aliansi Jurnalis Independen (AJI).  Gambaran kondisi keselamatan jurnalis dalam menjalankan profesinya ini disusun berdasarkan tiga pilar utama yang mencakup individu jurnalis, pilar stakeholder media, dan pilar negara dan regulasi. 

Pengumpulan data melalui survei untuk Indeks Keselamatan Jurnalis dilakukan pada 22 Januari 2024 sampai 13 Februari 2024.

Langkah ini dilakukan dengan metode self filling oleh para jurnalis dengan cara mengirimkan kuesioner kepada jurnalis yang terdata di sejumlah organisasi.

Selain itu mendatangi jurnalis saat berada di lapangan dan wawancara kepada sejumlah jurnalis untuk verifikasi informasi yang krusial.

Jurnalis yang terangkum dalam survei ini sebanyak 536 orang yang tersebar di seluruh Indonesia serta mewakili jurnalis dari beragam jenis media. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button