Jakarta, isafetymagazine.com – Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya (Marsdya) Agustinus Gustaf Brugman mengaku trauma dengan peristiwa kecelakaan pesawat EMB-314 Super Tucano di Lereng Gunung Bromo, Keduwung, Puspo, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim).
“Kalau ada berita tentang Super Tucano itu langsung saya matikan, mohon maaf. Saya masih trauma dengan melihat mereka-mereka tadi,” katanya dalam ‘Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AU 2023′ di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (Jaktim) pada Kamis (23/11/2023).
Bahkan, Agustinus Gustaf Brugman mengaku tidak kuat memikirkan nasib para istri perwira TNI AU yang ditinggal pergi oleh sang suami untuk selama-lamanya.
“Saya juga ‘mak tratap’ tadi melihat Dukcapil menyerahkan data para janda yang ditinggalkan oleh mereka-mereka,” ucapnya.
Dengan begitu Agustinus Gustaf Brugman meminta prajurit TNI AU yang hadir dalam Dansat TNI AU supaya mengambil pelajaran dari peristiwa kecelakaan dua pesawat EMB-314 Super Tucano di lereng Gunung Bromo.
“Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita, bahwa tugas kita di udara akan selalu berhadapan dengan risiko yang tidak ringan, dan harus kita antisipasi dengan sebaik mungkin,” ujarnya.
Sebelumnya, dua pesawat tempur ringan milik TNI AU EMB-314 Super Tucano mengalami kecelakaan saat latihan terbang formasi dan jatuh di lereng Gunung Bromo, Keduwung, Puspo, Pasuruan, Jatim pada Kamis (16/11/2023).
Dua pesawat tersebut berasal dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang dan memiliki nomor ekor TT-3103 dan TT-3111.
Pesawat pertama bernomor ekor TT-3111 ditumpangi Kolonel (Anumerta) Sandhra Gunawan sebagai pilot atau frontseater dan Marsma (Anumerta) Widiono di kursi belakang atau backseater.
Pesawat kedua bernomor ekor TT-3103 dengan pilot Letkol (Anumerta) Yuda A Seta di kursi depan dan Marsma (Anumerta) Subhan di kursi belakang. Keempatnya gugur dan telah dilepas melalui penghormatan secara militer dari hanggar Skadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh pada Jumat (17/11/2023). (kdc/adm)