Jakarta, isafetymagazine.com – Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium kesehatan bertujuan untuk menciptakan laboratorium kesehatan yang sehat, aman, dan nyaman bagi petugas dan masyarakat.
Laboratorium kesehatan termasuk dalam kategori tempat kerja yang memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tinggi.
Pasalnya, dalam proses kerjanya melakukan pengolahan terhadap spesimen klinis dan sampel yang berasal dari makhluk hidup lain yang masuk dalam kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Sehubungan dengan hal tersebut, laboratorium kesehatan wajib menerapkan K3 agar risiko yang ada dapat dimitigasi dengan baik.
Salah satu upaya pemerintah dalam menerapkan praktik K3 yang berkelanjutan diterbitkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 316 Tahun 2024 tentang penetapan Bulan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pada 12 Januari 2025 sampai 12 Februari 2025.
Tema yang diusung pada bulan K3 tahun ini adalah ‘Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas Nasional’.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3_ harus dilaksanakan secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan, sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.
Selain itu salah satu regulasi global dalam penerapan K3 adalah SNI ISO/IEC 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Standarnya dapat memberikan pendekatan yang sistematis untuk memastikan kepatuhan laboratorium kesehatan terhadap persyaratan hukum dan persyaratan lainnya terkait K3.
Semua pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan melaksanakan apel pagi dalam rangka Bulan K3 sebagai awal komitmen Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan menuju SNI ISO/IEC 45001:2018 pada Selasa (4/3/2025).
Tiga agenda yang dilaksanakan dalam apel pagi hari itu adalah arahan dan penyampaian Kebijakan Mutu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan, penyampaian Sasaran Mutu dan report aplikasi LaporK3, dan pemilihan pribadi unggul K3.
Kebijakan Mutu SNI ISO/IEC 45001:2018 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja-K3) Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan bertujuan k melindungi kesehatan dan keselamatan kerja personel, pengunjung, dan masyarakat yang terlibat dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium kesehatan lingkungan.
Kebijakan mutu ini disampaikan langsung oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan, Akhmad Saikhu, SKM, M.Sc.PH.
“Komitmen yang disampaikan meliputi tujuh poin, yaitu kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan K3, menciptakan lingkungan kerja yang aman, penerapan prosedur darurat, pelibatan seluruh personel, jaminan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), inspeksi dan audit K3 secara berkala, dan perbaikan berkelanjutan K3,” katanya.
Sasaran mutu SNI ISO/IEC 45001:2018, ujar Kepala Instalasi K3 dan Pengelolaan Limbah, Dr. Yudied Ageng Mirasa, SKM, M.Kes, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan meliputi pengurangan angka insiden kecelakaan kerja atau zero incident.
Kemudian, peningkatan pelaporan dan investigasi insiden atau 100% terlaporkan secara berkala atau tiga bulan sekali, peningkatan kepatuhan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) laboratorium sebesar 90%.
Selanjutnya, pengurangan risiko pajanan bahan biologis dan kimia berbahaya sebesar 15%, peningkatan kompetensi kesehatan dan keselamatan kerja tiga personel minimal sebesar 90% tercapai dua kali dalam setahun).
“Peningkatan manajemen limbah berbahaya di laboratorium sebesar 80 persen tercatat dan terlaporkan), dan peningkatan keterlibatan personel dalam program K3 sebesar 70 persen,” ujarnya.
Acara dilanjutkan pemilihan pribadi unggul K3 dengan dua kategori pemenang, yaitu pribadi unggul K3 terbaik yang diraih oleh Muhidin, SKM dan pribadi unggul K3 terfavorit yang diraih oleh Aryani Pujiyanti, SKM, MPH.
Dengan keberadaan pribadi unggul K3, diharapkan semangat pelaksanaan K3 di lingkungan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan dapat terus meningkat. (adm)
