Safety at Work

Ciputra Residence Klaim Komit Budaya K3

Manajemen Ciputra percaya K3 merupakan suatu alat menjaga keseimbangan proses bisnis.

Jakarta, Isafetymagazine.com – Ciputra Residence berkomitmen menciptakan ekosistem budaya keselamatan pada setiap agenda kegiatannya termasuk proyek pembangunan Perumahan Citra Garden City.

Proyek ini seluas sekitar 18 dengan total 14 HSE (2 untuk bagian holding dan 12 untuk menangani proyek).

“Kami rutin melakukan safety induction setiap pagi sebelum mulai bekerja dan mewajibkan setiap kontraktor memiliki satu orang AK3 dan kami mensertifikasi setiap site manager,” kata Fedry, Tim HSE kepada Isafetymagazine.com, Jumat (12/12/2020).

Selain itu melakukan training basic safety, training first aid training basic hadling chemical, memberlakukan permit ketinggian, dan membuat SOP potong rumput.

Monitoring proyek dilakukan dengan memasang HSE board dan pengawas terkait rutin memantau perjalanan pekerjaan. Dalam menyelesaikan suatu masalah, tim HSE melakukan dua pendekatan yaitu personal dan publik.

Pendekatan personal dilakukan seperti dengan mengajak mandor minum kopi dan menitipkan pesan-pesan keselamatan.

Hal ini dibenarkan oleh WSO Indonesia Representative, Soehatman Ramli pada kesempatan Focus Group Discussion (FGD) dan peninjauan kondisi lapangan.

Secara umum budaya safety disini sudah terbangun, untuk level detailnya nanti kita analisis dengan kombinasi data dari kuisioner,” ujarnya.

Manajemen Ciputra percaya K3 merupakan suatu alat  menjaga keseimbangan proses bisnis, memjamisn keselamatan dan kesehatan pekerja dan lingkungan serta mampu meningkatkan produktivitas perusahaan.

Nilai-nilai K3 yang dapat dipelajari dari budaya keselamatan (Behavior Based Safety) yaitu bahwa budaya keselamatan merupakan interelasi dari tiga elemen. Hal–hal itu adalah phsycological (person), behavioral (job) dan system (organization).

Tiga faktor pembentuk budaya keselamatan, yaitu pekerja, pekerjaan dan organisasi.

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), budaya keselamatan dibangun atas komitmen bersama, SMK3 yang mumpuni, dan paradigma bersama yang menekankan K3. Hal ini membentuk pola kebiasaan yang berkesinambungan.

Faktor-faktor kelangsungan budaya keselamatan yaitu

1.Komitmen manajemen terhadap K3

Diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang tertulis, jelas, mudah dimengerti dan diketahui oleh seluruh pekerja. Contohnya, penyusunan kebijakan yang relevan, fasilitas yang memadai dan improvent berkelanjutan.

2.Lingkungan Sosial Pekerja

Budaya keselamatan merupakan kombinasi antara sikap, norma dan persepsi pekerja terhadap keselamatan kerja.

Dengan lingkungan sosial pekerja yang baik, dampak positif yang dapat timbul, yaitu terbentuknya kesadaran akan keselamatan di antara pekerja.

3.Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja

Dengan melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja dalam penerapan K3 ternyata dapat menimbulkan rasa tanggung jawab mereka untuk selalu mengutamakan K3 dalam pekerjaannya.

Para pekerja akan merasa dihargai dengan keterlibatan mereka dalam membangun budaya keselamatan di perusahaan.

4.Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership)

Contohnya, keteladanan yang baik dari seorang atasan. Keteladanan meliputi keteladanan sikap, moral, kinerja, dan kecerdasan.

Pemimpin memiliki pengaruh dalam mengubah persepsi pekerja, bagaimana cara mereka berpikir, bersikap dan berperilaku untuk membangun budaya keselamatan.5.

5.Perilaku Keselamatan Kerja

Paradigma yang baik terhadap K3 dapat dijadikan landasan untuk membentuk perilaku keselamatan yang baik dengan didukung komitmen manajemen yang aktif. 

Dampak positif terbentuknya perilaku keselamatan yang baik, yakni dapat mengurangi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan tidak aman dan menjadi faktor penting dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja.

6.Komunikasi

Sediakan wadah komunikasi antara pemimpin/ manajemen puncak dengan pekerja untuk memberikan masukan tentang peningkatan keselamatan di perusahaan.

Menjalin komunikasi dua arah antara manajer dengan pekerja, pekerja dengan pekerja, manajer dengan manajer atau departemen dengan departemen menjadi poin penting dalam menciptakan budaya keselamatan yang baik. (Addin Himawan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button