Implementasi corporate social responsibility/CSR (tanggungjawab sosial perusahaan) tidak sama dengan environment (lingkungan), social (sosial), dan government (tata kelola).
Jakarta, isafetymagazine.com – Institute for Sustainability and Agility (ISA) mendefinisikan corporate social responsibility/CSR (tanggungjawab sosial perusahaan) berbeda dengan environment (lingkungan), social (sosial), dan government (tata kelola) atau ESG.
Sementara itu berdasarkan International Standard Organization (ISO) 26000 menyebutkan pelaksanaan CSR harus berpengaruh bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Jadi, mesti memberikan sesuatu yang merubah bagi publik dan kondisi sekitarnya.
“Maka dari inside out itu dampaknya kepada environmental society. Maka bagaimana perusahaan itu bertanggung jawab atas dampak itu, itu adalah CSR,” kata Presiden Direktur (Presdir) Institute for Sustainability and Agility (ISA), Maria Rosaline Nindita Radyati.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara ‘The Iconomics Developing Brand, Loyalty Through CSR and Sustainability’ di Jakarta pada belum lama ini.
ESG memfokuskan kebutuhan dan keinginan pelanggan di luar perusahaan, tidak pada produk atau ide di dalam perusahaan. Jadi, perusahaan memitigasi risiko-resiko dari ESG.
“Tidak hanya risiko, tapi ada opportunities. Jadi, ada two sides of the coin. Jadi, tidak hanya risiko tapi ada opportunities. Bagaimana perusahaan memanfaatkan ESG opportunities menjadi masuk ke dalam model bisnisnya,” ujarnya.
Maria Rosaline Nindita Radyati meneruskan aktivitas CSR bertanggung jawab terhadap pengaruh bagi ESG, mitigasi risiko, dan memaksimalkan peluang. Sementara itu ESG berhubungan dengan investor dan calon pemberi pinjaman untuk perusahaan.
“ESG itu non-finansial, non-finansial environment, dan social governance, tapi dampaknya ke finansial. Makanya kenapa investor ingin tahu, customer dan lender ingin tahu secara finansial, kamu kuat apa tidak, siap tidak menghadapi climate change,” ucapnya.
Pelaksanaan CSR dan ESG dapat dilakukan perusahaan pada waktu yang bersamaan, saling berhubungan erat. Jika suatu perusahaan menjalankan CSR, maka entitas itu pun harus menjalankan ESG dengan baik.
Implementasi CSR dan ESG bisa dijadikan perusahaan untuk mengukur pengaruhnya bagi bisnis, masyarakat, dan lingkungan hidup. Kedua acara ini bisa dilaksanakan secara bersamaan.
“Dampak ini kalau kita tidak kelola maka menimbulkan resiko. Resiko ini bisa dimitigasi dan dimaksimalkan menjadi peluang. Jadi, strategi CSR dan ESG adalah inisiatif,” ujarnya. (adm)
Sumber: Iconomics