Ada banyak contoh kasus kecelakaan karena kegagalan pengendalian sumber energi pada saat perbaikan peralatan atau mesin. Contohnya pada tahun 2022, ada pekerja tewas setelah tergiling saat sedang memperbaiki mesin rusak.
Untuk itu dalam usaha pencegahan kecelakaan, perusahaan menerapkan sistem Lockout Tagout (LOTO).
LOTO juga diterapkan untuk menjamin bahwa sumber energi dari peralatan dikendalikan, diamankan, dan tidak dapat dijalankan sampai Lock dan Tag dicabut.
Dalam artikel kali ini, tim ISafety mencoba untuk memberi insight mengenai apa itu LOTO, sepenting apakah LOTO, dan jenis-jenis energi yang dikendalikan.
Mari simak Insight berikut hingga selesai.
Apa Itu LOTO?
Lockout Tagout (LOTO) adalah sebuah tindakan pengendalian untuk mencegah cedera atau kerugian akibat pelepasan energi yang tidak terkendali.
Lockout adalah prosedur untuk mengendalikan energi berbahaya dalam posisi mati, tertutup, atau netral. Jika perangkat pengisolasi energi terkunci, pekerja dapat memperbaiki peralatan berbahaya dengan aman.
Perangkat pengunci (Lockout device), umumnya berbentuk kunci gembok. Ketika perangkat pengisolasi energi terkunci, peralatan yang dikontrolnya tidak akan berfungsi sampai perangkat pengunci tersebut dilepas.
Tagout merupakan tata cara pemasangan tag atau pelabelan pada alat pengisolasi energi untuk memperingatkan pekerja agar tidak menghidupkan kembali mesin saat ada yang sedang melakukan perbaikan atau pemeliharaan mesin atau peralatan.
Secara sederhana, LOTO merupakan serangkaian praktik atau prosedur khusus untuk pengendalian energi dengan mengisolasi energi berbahaya, pemasangan pengaman (lockout), dan label (tagout) pada sumber energi yang dapat mencederai orang dan merusak peralatan, serta mencemari lingkungan sesuai dengan prosedur perusahaan selama aktivitas servis atau pemeliharaan.
LOTO melindungi pekerja dari kemungkinan terjadinya pelepasan energi berbahaya dari mesin, instalasi listrik, atau peralatan lain yang sedang diperbaiki dan dalam perawatan.
Komponen Inti dalam Program LOTO
LOTO pada dasarnya terdiri dari 3 komponen inti, yaitu prosedur pengendalian energi, pelatihan, dan inspeksi berkala.
1. Prosedur pengendalian energi
memerinci dan mendokumentasikan informasi spesifik yang harus diketahui oleh pekerja untuk melakukan lockout/tagout, yaitu ruang lingkup, tujuan, aturan otorisasi, dan teknik yang akan digunakan untuk pengendalian energi berbahaya.
2. Training dan re-training pekerja
Semua pekerja harus dilatih untuk mengetahui konsep dasar energi berbahaya dan tujuan perangkat yang digunakan untuk mengendalikannya. Mereka juga harus mengetahui tugas apa saja yang mungkin membuat mereka terpapar energi berbahaya dan bagaimana cara mengendalikannya. Komponen inti ini juga harus memastikan bahwa tujuan dan fungsi program pengendalian energi dipahami oleh pemberi kerja (pengusaha).
3. Inspeksi
Inspeksi berkala terhadap prosedur pengendalian energi memastikan bahwa prosedur dan persyaratan standar dipatuhi. Inspeksi prosedur pengendalian energi dapat terjadwal atau audit acak.
Regulasi dan Standar terkait Lockout Tryout (LOTO)
Berbicara mengenai LOTO, ada banyak regulasi dan standar yang dapat dirujuk, diantaranya:
- UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Elemen 6
- Peraturan Menaker No. 11 Tahun 2023 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas, Bagian Keempat Penguncian dan/atau Isolasi Sumber Energi, Pasal 14
- Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi, Pasal 27
- Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1827/K30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik
- OSHA 29 CFR 1910.147 – The control of hazardous energy (lockout/tagout) for general industry outlines measures for controlling different types of hazardous energy
- OSHA 29 CFR 1910.269 – Electrical power generation, transmission and Distribution
- OSHA Publication 3120 – Control of Hazardous Energy – Lockout/Tagout
- Risk Based Process Safety (RBPS) pilar 3 Mengelola Risiko, elemen 8
Jenis-Jenis Energi yang Dikendalikan dengan LOTO
- Kimia (Chemical):
Contoh: Sistem penyemprotan bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan atau memproses suatu peralatan. Dalam proses LOTO, isolasi energi dapat melibatkan mematikan aliran bahan kimia dan memastikan tidak ada akses ke sumber tersebut selama perawatan atau perbaikan.
- Listrik (Electrical):
Contoh: Panel listrik atau mesin listrik. Dalam kasus ini, prosedur LOTO akan melibatkan memutus pasokan listrik, mematikan sakelar, dan memasang kunci gembok untuk mencegah pengaktifan kembali selama pekerjaan.
- Hidrolik (Hydraulic):
Contoh: Mesin yang menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan komponen. LOTO dapat mencakup mengisolasi dan mematikan aliran fluida hidrolik serta memastikan bahwa tekanan telah dilepas sebelum perawatan.
- Mekanikal (Mechanical):
Contoh: Mesin yang memiliki bagian-bagian bergerak atau mekanisme mekanis. Prosedur LOTO akan melibatkan menghentikan gerakan mekanis, mengunci atau mengamankan bagian yang dapat bergerak, dan memastikan mesin dalam keadaan diam.
- Pneumatik (Pneumatic):
Contoh: Peralatan atau mesin yang menggunakan udara terkompresi. Dalam proses LOTO, udara terkompresi harus diisolasi dan dilepaskan untuk mencegah pengaktifan kembali mesin atau peralatan.
- Termal (Thermal):
Contoh: Sistem pemanas atau pendingin. Prosedur LOTO akan melibatkan mematikan dan mengisolasi pasokan panas atau pendingin serta memastikan bahwa suhu telah turun atau naik ke tingkat yang dianggap aman.
- Sumber Energi Lainnya (Other sources of energy):
Contoh: Energi magnetik, radiasi, atau sumber energi lain yang mungkin digunakan dalam suatu proses. Prosedur LOTO harus dirancang sesuai dengan sumber energi khusus ini untuk menghindari potensi bahaya.
Seberapa Penting LOTO bagi Perawatan dan Perbaikan Peralatan?
Menurut OSHA, LOTO merupakan salah satu aturan yang paling banyak dilanggar. Padahal kepatuhan terhadap Standar LOTO dapat mencegah sekitar 120 fatality dan 50.000 cedera setiap tahunnya.
Meskipun demikian, masih ada fatality yang terjadi karena kegagalan program LOTO. OSHA mencatat sebanyak 2008 kasus fatality terkait LOTO. Selain kematian, dampak lain dari kegagalan program LOTO adalah cedera pada pekerja yang terpapar energi berbahaya. Pekerja yang terluka akibat paparan energi berbahaya kehilangan rata-rata 24 hari kerja untuk pemulihan.
Hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan yang terkait dengan kegagalan LOTO tidak hanya memiliki dampak fatal, tetapi juga dapat berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Kesimpulan
Untuk meningkatkan keselamatan kerja dan mengurangi insiden terkait energi berbahaya, perusahaan dan pekerja harus memahami, mentaati, dan mengimplementasikan dengan benar prosedur LOTO.
Mematikan daya saja tidak membuat peralatan menjadi aman! Sangat penting bagi mereka yang melakukan perawatan atau perbaikan peralatan untuk mengetahui bagaimana energi dapat membahayakan mereka dan bagaimana cara mengendalikannya.
Nantikan insight selanjutnya untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam kapan LOTO diperlukan, Siapa yang Terlibat dalam LOTO serta bagaimana kolaborasi antara berbagai pihak dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
Referensi:
- OSHA – Lockout/Tagout
- OSHA Accident Search – Lockout/Tagout
- OSHAcademy – Energy Control Program (Lockout/Tagout)
- Soehatman Ramli. 2016. Manajemen Keselamatan Proses Berbasis Risiko (Risk based Process Safety Management) untuk Industri Migas dan Petrokimia. Prosafe Institute.
2 Comments