Health

Bappenas Komentari Penderita TBC Asal Indonesia Dilarang Masuk Jepang

Permenaker Nomor 13 Tahun 2022 yang mengamanatkan komitmen pemerintah untuk menurunkan insidensi TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk pada 2030.

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengaku malu dengan kondisi penyakit Tuberkulosis (TBC).

Apalagi, Jepang mewajibkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang mau ke sana dengan masa tinggal tiga bulan lebih harus tes TBC di instansi pemerintah yang tunjuknya secara langsung.

“Itu kan memalukan memang, karena kita nomor dua jagoan TB sekarang. Angka insidensi kita nomor dua di dunia,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa.

Hal ini disampaikannya dalam ‘Peluncuran Buku Menuju Indonesia Emas’ di kantornya, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Kemenkes Jepang berencana mewajibkan para pelancong yang akan berkunjung selama tiga bulan ke atas dari enam negara untuk melakukan tes TBC mulai tahun depan. Karena, banyak pasien TBC baru di Jepang berasal dari negara-negara tersebut.

Negara-negara yang dimaksud adalah Indonesia, Filipina, Vietnam, China, Nepal, dan Myanmar.

“Kami sedang melakukan persiapan implementasi secepatnya. Kami berharap dapat memulainya pada tahun fiskal berikutnya,” kata Menkes Jepang Keizo Takemi.

Pernyataan ini disampaikannya dalam pertemuan Komite Majelis Tinggi untuk Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan pada Kamis (16/11/2023).

Para wisatawan dari enam negara itu akan diminta untuk melakukan tes TBC di institusi medis yang ditunjuk oleh Jepang. Jika hasil tes positif, Jepang tidak akan menerbitkan visa kepada mereka.

Aturan ini kemungkinan akan diperkenalkan mulai dari negara-negara yang telah menyelesaikan persiapan tes tersebut.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang mempertimbangkan sistem pemeriksaan TBC wajib menjelang pembukaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2021. Namun, ini ditunda karena pandemi Covid-19.

Sebanyak 1,3 juta orang meninggal di Jepang akibat TBC pada 2022 dan menjadi pentakit menular pembunuh terbesar kedua setelah Covid-19. Selain itu sebanyak 10.235 pasien TBC baru terdaftar di Jepang pada tahun lalu.

Walaupun demikian, jumlah kasus TBC telah turun di bawah 10 per 100.000 penduduk sejak 2021. Jadi, WHO telah menetapkan Jepang sebagai negara endemi rendah untuk TBC,

Namun, sebanyak 11,9% pasien TBC baru berasal dari luar negeri, dengan rasio yang terus meningkat. Selain itu TBC resistan terhadap obat yang menjadi masalah di luar negeri.

Pada kesempatan terpisah Direktur Bina Pengujian K3, Drs. Muhamad Idham, M.K.K.K, menyoroti urgensi Permenaker Nomor 13 Tahun 2022 yang mengamanatkan komitmen pemerintah untuk menurunkan insidensi TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk pada 2030.

“Tempat kerja, sebagai area berisiko tinggi penularan TBC, memerlukan partisipasi aktif pengusaha, dokter perusahaan, dan pekerja untuk mewujudkan tujuan tersebut,” tuturnya.

Hal ini disampaikannya dalam ‘Webinar Seri 10 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) bertajuk Sinergi Menuju Indonesia Bebas TBC’ pada Sabtu (18/11/2023).

Komitmen pengusaha dalam mencegah penularan TBC di tempat kerja disarankan Tim Dokter Kepresidenan RI, Dr. Alexander K Ginting.

“Hal ini mencakup kebijakan penanggulangan TBC, komunikasi, informasi, edukasi, penemuan kasus, penanganan kasus, pemulihan kesehatan, serta monitoring dan evaluasi,” ucapnya.

Otsuka menciptakan lingkungan kerja bebas TBC dengan sosialisasi dan edukasi TBC di tempat kerja, penandatanganan MoU dengan pihak terkait, manfaat berupa penghematan anggaran, peningkatan produktivitas, dan perlindungan terhadap penyebaran TBC di tempat kerja.

Perusahaan ini juga membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan lain untuk menciptakan lingkungan kerja bebas TBC.

“Dalam upayanya untuk mewujudkan tempat kerja yang bebas dari kasus TBC dan individu yang terinfeksi, kolaborasi bersama mampu memberikan manfaat yang signifikan,” ucap Director of HRD & Corcomm Otsuka Group Indonesia, Sudarmadi Widodo.

Sejumlah hal yang dilakukannya adalah pertama, sebagai perusahaan bebas TBC. Kedua, mencakup pengurangan potensi biaya medis untuk perawatan pasien TBC.

Ketiga, melibatkan peningkatan produktivitas dengan menghindari kehilangan jam kerja akibat karyawan yang terkena TBC. Keempat, upaya untuk melindungi tempat kerja dari potensi penyebaran penyakit TBC, dimana satu individu dapat membahayakan 15 orang lainnya.

“Dengan pendekatan ini, Otsuka Group tidak hanya mendukung kesehatan individu di tempat kerja tetapi juga berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan kerja yang bebas dari TBC,” ucapnya.

Sementara itu Ketua Technical Working Group for TB Global Fund for AIDS – TB – Malaria, Prof. dr. Adang Bachtiar, MPH, DSc, menekankan permasalahan serius terkait pasien tuberkulosis (TB) yang menghentikan pengobatan lebih dari dua bulan secara berkelanjutan,

Dengan angka Lost to Follow-Up (LTFU) TB Resisten (TBRO) nasional mencapai 4%. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa dari 12,798 pasien TBRO yang teridentifikasi, hanya 62% yang memulai pengobatan.

“Alasan signifikan ketidakmemulai pengobatan di 21 provinsi sekitar 30%, sebagian besar karena belum terlacak,” ujarnya. (dtc/adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button