Jakarta, isafetymagazine.com – Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
“Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap menghasilkan green nickel product yang disokong dengan energi bersih,” kata Chief Executive Of Officer (CEO) Ceria Group Derian Sakmiwata di Jakarta pada Senin (9/12/2024).
Ceria Group telah memperoleh Renewable Energy Certificate (REC) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Pasokan listrik yang dipakai smelter Ceria Group 100 persen menggunakan energi bersih dan terbarukan.
Saat ini aliran listrik bersih PLN yang bersumber dari PLTA sudah energize.
Barge mounted power plant/BMPP (kapal pembangkit listrik terapung) Nusantara II berada di Pelabuhan Ceria Group
Kapalnya sudah siap memasok listrik ke smelter Merah Putih yang akan segera beroperasi.
“BMPP Nusantara II ini menggunakan 100 persen bahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW,” ujarnya.
Smelter Merah Putih rectangular rotary kiln electric furnace (RKEF) merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Smelter ini sedang dalam tahap akhir komisioning dan persiapan konstruksi high-pressure acid leach (HPAL).
Smelter Merah Putih Ceria Group akan menjadi smelter pertama di Indonesia yang terintegrasi.
Pasokan bijih nikel dan kegiatan pengolahan pemurnian terjadi di kawasan IUP PT Ceria Nugraha Indotama.
Smelter ini dirancang dengan standar keberlanjutan yang tinggi, sehingga setiap tahap proses produksi memperhatikan kaidah ESG.
Kemudian, mampu meminimalkan emisi dan limbah serta mengelola sumber daya alam dengan efisien.
“Ini sejalan dengan visi Ceria Group untuk menjadi pelopor dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” ucap Derian Sakmawinata.
Dengan smelter Merah Putih diharapkan Ceria memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Selain itu memastikan seluruh manfaat dari pengembangan sumber daya nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. (adm)
