Health

Ini Prediksi Menko Marves Terkait Puncak Serangan Omicron XBB

Berdasarkan data Kamis (3/11/2022) pukul 12.00 WIB, kasus Covid-19 bertambah 4.951 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga totalnya sebesar 6.507.610 kasus.

Jakarta, isafetymagazine.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak gelombang Covid-19 Omicron XBB terjadi pada satu hingga dua bulan ke depan.

“Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati dan berangkat dari trajectory kasus Covid-19 yang lalu, puncak gelombang berbagai varian baru ini diperkirakan akan terjadi pada satu hingga dua bulan ke depan,” katanya dalam unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan yang dipantau di Jakarta pada Jumat (5/11/2022).

Dengan demikian, semua pihak diminta terus waspada dan cermat merujuk pada peningkatan kasus Covid-19 yang menyentuh angka 5.000 kasus pada satu minggu terakhir.

Khusus wilayah Jawa Bali peningkatan kasus konfirmasi harian terlihat di seluruh Provinsi Jawa dan Bali. Selain itu peningkatan angka kematian utamanya di Jawa Tengah dan DIY juga naik cukup signifikan.

Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu mengemukakan pemerintah akan terus berkaca pada kasus dan pola Covid-19 di negara lain sebagai salah satu cara untuk memprediksi segala kemungkinan yang terjadi ke depan.

Pemerintah juga terus mengamati peningkatan kasus di beberapa negara yang juga menunjukkan adanya peningkatan perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan pertengahan tahun 2022.

“Namun varian baru ini diprediksi akan tetap lebih rendah dibandingkan dengan awal tahun yakni puncak Omicron yang lalu,” ucapnya.

Luhut Binsar Panjaitan meneruskan peningkatan kasus yang mencapai angka 5.000 kasus per hari dihadapi pemerintah dengan berbagai langkah mitigasi untuk menahan terjadi keparahan yang lebih dalam yang disebabkan oleh Covid-19 Omicron XBB.

Upaya mitigasi meliputi peningkatan kembali capaian vaksinasi booster dan terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan utamanya penggunaan masker di ruang-ruang tertutup.

“Hari ini saya juga menegaskan kembali bahwa pemerintah akan terus menggunakan PPKM Level sebagai basis pengetatan kegiatan bagi masyarakat yang akan terus dilakukan evaluasinya,” tuturnya.

Luhut Binsar Panjaitan kembali berpesan dan mengingatkan agar seluruh masyarakat untuk taat dan mematuhi protokol kesehatan.

“Kelalaian dan kecerobohan sekecil apapun yang timbul nyatanya akan mengulang pengalaman kelam di masa lalu,” ujarnya.

12 Kasus XBB
Pada kesempatan terpisah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan total kasus Covid-19 Omicron XBB dan XBB.1 di Indonesia sebanyak 12 orang.

“Dari 12 kasus ini, dua dari perjalanan luar negeri yaitu dari Singapura, dan 10 kasus transmisi lokal,” ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril.

XBB merupakan rekombinan subturunan Omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75 dengan mutasi di S1 dan 14 mutase tambahan di protein spike BA.2

Walaupun Covid-19 Omicron XBB cepat menular, tapi tidak terjadi peningkatan keparahan atau kematian, tidak lebih parah dari infeksi varian-varian Covid-19 sebelumnya.

“Karakteristik varian XBB itu tingkat keparahannya tidak seberat dari varian sebelumnya. Angka kematian maupun hospitality tidak tinggi,” ujarnya.

Namun, Mohammad Syahril meminta masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin sebagai bagian dari upaya pencegahan.

“Protokol kesehatan menjadi syarat, jangan kendor karena ini menjadi bagian dalam perlindungan, pencegahan dan pengendalian Covid-19,” katanya.

Sebanyak 28 negara telah mengalami peningkatan kasus Covid-19 Omicron XBB seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

“Ada 28 negara mengalami kenaikan dan melaporkan ada kasus XBB, kenaikan dikaitkan dengan XBB,” katanya.

Kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir cenderung mengalami peningkatan hingga mencapai 78% dengan tingkat positivity rate (proporsi orang positif) dari keseluruhan orang yang dites mengalami kenaikan menjadi 15,98%.

“Positivity rate berkaitan dengan jumlah testing kita yang tidak terlalu tinggi, harapannya ke depan jumlah testing meningkat seiring dengan adanya varian baru,” katanya.

Sebanyak 30 provinsi mengalami peningkatan kasus dalam satu pekan terakhir pada 3 November 2022.

Kasus baru Covid-19 bertambah ke kisaran 3.000 kasus yang bertambah menjadi sekitar 4.000 kasus per hari.

4.951 Kasus per Hari
Berdasarkan data Kamis (3/11/2022) pukul 12.00 WIB, kasus Covid-19 bertambah 4.951 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga totalnya sebesar 6.507.610 kasus.

Kasus aktif yang tinggi memicu kenaikan angka kematian (fatality rate) yang sebelumnya berada pada kisaran 16-19 orang, kini mencapai puluhan orang dalam sehari.

Pada 1 November sebanyak 32 pasien Covid-19 yang meninggal.

Data pada 3 November lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 42 orang meninggal selama 24 jam terakhir, sehingga secara kumulatif mencapai 158.737 orang.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengungkapkan Covid-19 Omricon XBB menyerang bamyak orang yang belum pernah terinfeksi Covid-19.

Varian ini juga banyak menyerang usia muda dengan rentang 20-39 tahun, tapi infeksi parah hingga harus dirawat lebih banyak menyerang kelompok lansia berusia di atas 70 tahun.

Hal ini tentu dipengaruhi oleh imunitas lansia yang relatif lebih rendah dan lebih banyak memiliki penyakit komorbid yang membuat tingkat keparahan pasca infeksi Covid-19 menin

Subvarian yang predominan di Singapura ini hingga mencapai 54% kasus pada minggu kedua Oktober 2022, dari hanya 22% pada minggu sebelumnya.

“Oleh karena itu, hati-hati pada masyarakat lansia. Walaupun secara umum kasusnya ringan, tapi bila menyerang lansia ini memerlukan perawatan di RS,” ujar Erlina Burhan.

Muncul Varian XBC
Covid-19 Omrion XBB tetap terdeteksi oleh pemeriksaan antigen ataupun reaksi polimerase berantai (polymerase chain reaction/PCR).

Artinya, kedua pemeriksaan ini masih relevan untuk melihat ada atau tidaknya infeksi virus XBB dalam tubuh seseorang.

“Di tempat saya, di rumah sakit kami, ada kasus yang antigennya positif, genome sequencing-nya menunjukkan XBB. Ini jadi tidak sepenuhnya benar menyatakan bahwa varian XBB tidak terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan antigen,” tuturnya.

Sementara itu subvarian Omicron lain muncul, yaitu XBC yang sudah tersebar di Inggris dan Filipina sebanyak 193 kasus. Penularan XBC di Filipina sudah mencapai transmisi lokal dengan kematian mencapai 5 kasus.

“XBB marak di Singapura, setelah itu kita mulai menemukan kasus XBB (di Indonesia). Nah, sekarang XBC dekat juga dari indonesia. Jadi mungkin kita juga harus waspada XBC ini akan masuk,” tutur Erlina Burhan.

Gejala yang timbul akibat terinfeksi subvarian XBB dan XBC adalah demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, pilek, mual, muntah, diare, dan nyeri tenggorokan.

Gejala berat lain yang mungkin timbul adalah gejala anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta lantaran subvarian XBC rekombinan dari Delta.

Walaupun demikian, laporan bukti ilmiah resmi belum menyebutkan tingkat keparahan XBC ataupun XBB lebih atau sama dengan Delta.

“Gejala anosmia yang merupakan gejala dari varian Delta mungkin terjadi. Tapi kita belum tahu, belum ada bukti ilmiahnya, apalagi di Indonesia belum ada kasusnya. Hingga saat ini, masih dinyatakan mirip dengan Omicron yang lain,” ujar Erlina Burhan. (ant/kom/adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button