Tanjabbar, isafetymagazine.com – Kepolisian Resor (Polres) Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) akan melakukan pemeriksaan kasus kecelakaan kerja PetroChina dan pihak subkontraktor.
Hal ini terkait delapan orang pekerja terbakar akibat pipa gas meledak dan terbakar pada Minggu (18/12/2022) di lokasi Line Gas Neb#9 RT 06 Desa Pematang Buluh, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar).
Mereka akan dimintai berbagai keterangan seperti apa saja penyebab terjadi kebocoran pipa gas tersebut dan apakah selama ini pekerjaan terjadi pelanggaran pekerjaan.
“Hal itu nantinya akan diketahui setelah pemeriksaan semua pihak selesai dilakukan dan kita akan periksa apakah ada unsur kelalaian atau tidak itu penting,” kata Kapolres Tanjabbar AKBP Muharman Arta pada Selasa (20/12/2022).
Dengan demikian, area dan akses jalan di sekitar kejadian kecelakaan kerja ditutup Polres Tanjabbar yang dialihkan ke wilayah lain.
Pada kesempatan terpisah Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Tanjabar juga melakukan pemanggilan dan meminta pertanggungjawaban PetroChina dan pihak subkontraktor.
Selain itu berkoordinasi dengan Polres Tanjabbar, BPJS Ketenagakerjaan, dan berbagai pihak lain.
“Kita langsung menghubungi BPJS Ketenagakerjaan dan memanggil pihak PetroChina pada Senin (19/12) dan menegaskan pemanggilan itu meminta agar adanya penanganan yang serius dan hal serupa agar tidak terjadi lagi,” ucap Kepala Disnaker Kabupaten Tanjabbar, Dianda Putra.
Sebanyak delapan orang korban yang terbakar akibat kebocoran Pipa Line Gas Neb#9 RT. 06 Desa Pematang Buluh masih ditangani secara intensif di Rumah Sakit (RS) Siloam Jambi.
“Untuk satu korban yang dirawat di ICU RS Siloam akan segera di evakuasi ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut dan berdasarkan informasi dari pihak HRD PetroChina pagi ini (kemarin), semua biaya akan ditanggung oleh perusahaan migas itu,” tuturnya.
Sementara itu Komisi II DRPD Kabupaten Tanjabbar mengemukakan kejadian dan kasus ini diminta menjadi bahan evaluasi kedepannya supaya tidak terjadi kembali korban dan kejadian serupa.
PetroChina dinilai sebagai perusahaan besar harus bisa melindungi pekerja lebih baik di lapangan saat bekerja. Perusahaan ini juga diminta memberikan santunan dan pelayanan yang terbaik kepada para korban.
“Saya berharap kedepannya terkait teknis lapangan bisa lebih aman lagi dan ini menjadi perhatian bersama seperti kedalaman pipa dan jarak lokasi pipa dengan lahan masyarakat,” ucap Ketua Komisi II DRPD Kabupaten Tanjabbar Syufrayogi Saiful. (ant/adm)