Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui perbedaan budaya diduga menjadi pemicu kecelakaan kerja sering terjadi di smelter yang terletak di kawasan PT IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Perbedaan budaya ini mencakup perbedaan karakter antar pekerja China dengan pekerja lokal termasuk salah satu yang paling mendasar perbedaan bahasa.
“Proses pergantian tenaga kerja asing, sesuai dengan durasi kontrak itu biasanya tidak berjalan dengan baik. Pana para pekerja baru yang datang ke Indonesia itu belum sepenuhnya atau barangkali belum sama sekali memahami kondisi di lapangan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada Kamis (4/1/2024).
Pemerintah serius mendorong dilakukan perbaikan tata kelola industri smelter, khususnya yang berasal dari China.
Sementara itu dari pertemuan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Industri China pada beberapa waktu lalu disampaikan Agus bahwa agar ada perbaikan tata kelola dari industri smelter China di Indonesia.
Mayoritas proyek smelter di Morowali dikerjakan oleh BUMN China.
“Jadi tanggung jawab dari pemerintah itu juga masih sangat besar,” ujarnya.
Dengan begitu Kemenperin terus melakukan penguatan pengawasan dan pengendalian (wasdal) terhadap perusahaan-perusahaan smelter nikel asal China. Langkah ini diharapkan mendukung perbaikan tata kelola dan mengurangi insiden serupa di industri tersebut.
Penguatan wasdal belum diterapkan sepenuhnya karena merupakan program baru. Namun, industri smelter akan menjadi industri prioritas penguatan wasdal lantaran banyak insiden kecelakaan kerja terjadi di Indonesia.
“Di pertengahan 2023 lalu kami memperkuat pilot project wasdal karena ini belum diterapkan sepenuhnya. Kami akan laksanakan uji coba mulai bulan ini, dan yang kita targetkan pertama adalah industri smelter ini karena jadi bagian prioritas yang kita sepakati Februari tahun lalu untuk dilakukan,” ucapnya. (ant/adm)