Jakarta, isafetymagazine.com – Bank Mandiri berkomitmen menerapkan kebijakan kredit yang berorientasi pada keberlanjutan. Langkah ini dilakukan dengan mengintegrasikan aspek environment, sustainability, and governance (ESG) ke dalam proses persetujuan kredit pada 12 sektor.
“(Sebanyak) 12 sektor, yaitu Agriculture (Pertanian), Construction (Konstruksi), Energy (Energi), Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), Metal Mining (Pertambangan Logam), Coal (Batu Bara), Shipyard (Galangan Kapal), Health Care & Pharmaceutical (Kesehatan dan Farmasi), Pulp & Paper (Kertas dan Pulp), Telecommunication (Telekomunikasi), Transportation (Transportasi), serta Oil & Gas (Minyak dan Gas),” kata Senior Vice President (SVP) ESG Group Head PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Citra Amelya Pane.
Untuk kerjasama dengan sektor kelapa sawit dilakukan Bank Mandiri bekerja sama dengan perusahaan yang telah mematuhi komitmen No Deforestation, No Peatland Expansion, and No Exploitation (NDPE).
Perusahaan itu juga harus memiliki sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) maupun Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Langkah ini bertujuan menghindari pembiayaan pada proyek yang berpotensi merusak lingkungan, seperti deforestasi, penanaman di lahan gambut, atau eksploitasi tenaga kerja,” ujarnya.
Sektor industri kertas dan pengemasan dilakukan kerjasama Bank Mandiri dengan memberikan pembiayaan untuk produk kehutanan berkelanjutan kepada perusahaan yang memiliki dokumen sertifikat legalitas kayu dengan skema Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) seperti sertifikasi Forestry Stewardship Council (FSC).
“Pendanaan ini mendukung upaya pelestarian ekosistem, pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, dan rehabilitasi lahan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan,” tuturnya.
“Selain pengembangan sectoral credit policy/kebijakan kredit sektoral, Bank Mandiri juga menerapkan Environment Social Risk Management (ESRM) melalui penggunaan Environmental and Social Compliance Checklist (ESCC).”
Citra Amelya Pane mengemukakan checklist ini dirancang berdasarkan delapan parameter utama yang merujuk pada Performance Standards dari standar global.
Kerangka kerja ini dilakukan Bank Mandiri dengan penilaian terhadap kepatuhan debitur wholesale terhadap berbagai aspek keberlanjutan.
Langkahnya berupa risiko fisik dan transisi, penerapan hak asasi manusia, proses pengadaan lahan sesuai dengan regulasi, dan turut menjaga keanekaragaman hayati.
“Pendekatan ini tidak hanya memastikan praktik bisnis yang bertanggung jawab, tetapi juga membantu mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau tindak lanjut, mendukung debitur dalam mengadopsi praktik berkelanjutan, serta memitigasi risiko lingkungan serta sosial,” tuturnya.
“Komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan terus dibuktikan dengan peningkatan signifikan dalam portofolio pembiayaan berkelanjutan.”
Bank Mandiri mencatat pertumbuhan portofolio berkelanjutan sebesar 12,8% sampau September 2024 dibandingkan tahun sebelumnya dari Rp285 triliun. Dari jumlah tersebut, portofolio hijau mencatat pertumbuhan sebesar 16,4% dari total Rp142 triliun.
Salah satu kontribusi utama berasal dari sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan sebesar Rp107 triliun.
Bank Mandiri tidak hanya memastikan pembiayaan yang dilakukan sejalan dengan pembangunan berkelanjutan tetapi juga berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Langkah ini sejalan dengan komitmen global untuk memerangi perubahan iklim, mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon, dan memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai mitra strategis dalam menciptakan masa depan yang hijau dan berkelanjutan.
Berbagai inisiatif ini, ucap Citra Amelya Pane, merupakan bentuk keseriusan Bank Mandiri untuk memperkuat komitmennya untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) operasional pada tahun 2030,
Hal lainnya adalah pembiayaan pada 2060 atau lebih cepat melalui penerapan prinsip ESG dalam setiap lini bisnis dan operasional perusahaan.
“Dengan visi ‘Becoming Indonesia’s Sustainability Champion for a Better Future’, Bank Mandiri mengembangkan ESG Framework yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan Sustainability Beyond Banking,” ujarnya.
“Pilar-pilar ini menjadi landasan strategis dalam upaya Bank Mandiri untuk mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.” (adm)