Pekanbaru, isafetymagazine.com – Direktur Utama (Dirut) PT Sepakat Jaya Pertama sekaligus Praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Ir. Ulul Azmi, ST., CST., IPM., ASEAN Eng memenuhi panggilan penyidik Polres Indragiri Hulu sebagai saksi pada Jumat (21/3/2025).
Hal ini terkait penyidikan dugaan tindak pidana terkait kecelakaan kerja yang menyebabkan fatality di PT Persada Agro Sawita (PAS).
Pemeriksaan ini berkaitan dengan peristiwa tragis yang terjadi pada 16 Agustus 2023.
Hal yang dimaksud adalah seorang pekerja berinisial MAP tewas akibat dugaan kelalaian dalam prosedur keselamatan kerja di area pabrik kelapa sawit (PKS) PT PAS yang berlokasi di Desa Pematang Jaya, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu, Pekan Baru, Riau.
Dalam keterangannya, Ulul Azmi menegaskan bahwa dirinya siap memberikan informasi secara transparan dan objektif dalam mendukung penyidikan.
Ia juga menyoroti pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta menegaskan bahwa perusahaan harus memastikan pemenuhan regulasi dan standar keselamatan kerja secara ketat.
“Saya sangat senang dan menganggap ini sebagai kewajiban saya sebagai warga negara yang baik apabila diminta memberi kesaksian dalam proses penyidikan, terutama terkait kecelakaan kerja yang menyebabkan fatality,” kata Ulul Azmi.
“Sebagai pimpinan PJK3 Pembinaan PT. Sepakat Jaya Pertama yang resmi dan legal dengan penunjukan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, kami telah melaksanakan proses pelatihan dan pembinaan K3 sesuai dengan standar dan SOP yang berlaku sehingga terbit lisensi yang sah.”
Lebih lanjut, Ulul Azmi menyampaikan bahwa dalam pemeriksaan tersebut, penyidik mengajukan sekitar 20 pertanyaan mengenai proses training dan mekanisme pengeluaran lisensi operator.
Jadi, dia dapat menjawab seluruh pertanyaan dengan tuntas dan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya secara objektif.
Ulul Azmi juga menegaskan lisensi K3 Operator yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) setelah peserta mengikuti pelatihan resmi yang sesuai dengan regulasi dan standar yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa mereka bekerja sama dengan PJK3 yang telah mendapatkan Surat Penunjukan resmi dari Kemnaker RI, agar tidak tertipu oleh pihak-pihak yang mengeluarkan lisensi bodong.
“Saya ingin mengingatkan kepada seluruh perusahaan agar berhati-hati dalam memilih penyedia pelatihan K3. Pastikan bahwa pelatihan dilakukan oleh PJK3 yang resmi dan memiliki izin dari Kemnaker RI,” ujarnya.
“Jangan sampai perusahaan justru mendapatkan lisensi bodong yang tidak diakui dan berisiko bagi keselamatan pekerja.”
Selain itu, dalam pemeriksaan ini, penyidik juga mengapresiasi kooperatifnya Ulul Azmi sebagai pimpinan Dirut PT Sepakat Jaya Pertama.
Sikapnya yang terbuka dan memberikan keterangan secara jelas serta lengkap dianggap membantu kelancaran proses penyelidikan.
Penyidik juga menekankan pentingnya peran PJK3 dalam mencegah kecelakaan kerja melalui pelatihan yang berkualitas dan sesuai regulasi.
Penyidikan terkait kasus ini berlangsung selama kurang lebih 3 jam, mulai pukul 10.30 hingga 13.30 WIB pada hari Jumat, 21 Maret 2025, di Polres Indragiri Hulu, Rengat.
Proses berjalan lancar, dengan Ulul Azmi menjawab setiap pertanyaan secara detail dan memberikan dokumen yang diperlukan sebagai bukti pelaksanaan pelatihan yang dilakukan sesuai prosedur.
Kasus ini menjadi pengingat bagi dunia industri bahwa implementasi K3 harus ditegakkan secara serius.
Hal ini guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Tim penyidik Polres Indragiri Hulu akan terus melakukan penyidikan lebih lanjut untuk memastikan semua pihak yang bertanggung jawab dalam kasus ini dapat diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. (adm)
