Yogyakarta, isafetymagazine.com – Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) masih menyediakan perawatan bagi pasien Covid-19.
Untuk dua gedung berisi ratusan bed dan lab diagnostic dipakai sebagai pelayanan non Covid-19 Poliklinik, Homecare, Rehabilitasi Medik, dan Hemodialisa.
Laporan Rektorat UGM menyebutkan sebanyak 99.882 kunjungan rawat jalan sampai Oktober 2022 dengan rata-rata 9.989 kunjungan rawat jalan per bulan.
Kemudian, sebanyak 17.758 kunjungan Instansi Gawat Darurat (IGD) pada waktu yang sama dengan rata-rata 1.776 kunjungan per bulan. Untuk Bed Occupation Rate (BOR) mencapai 45,1% dari total kunjungan rawat inap sebesar 10.363.
Sebelumnya, RSA UGM tidak hanya merawat pasien yang datang berobat ke rumah sakit (RS), tapi juga memberikan pelayanan bagi pasien yang melakukan isolasi di lokasi yang ditunjuk oleh UGM.
Saat itu UGM menunjuk hotel University Club (UC) dan Wisma Kagama sebagai pusat merawat pasien yang mulai membaik, tapi tetap dalam pengawasan.
“Kita jadikan sebagai rumah sakit lapangan selain ada asrama mahasiswa. Ternyata apa yang kita lakukan menginspirasi RS yang lain mendirikan shelter yang terhubung dengan rumah sakit,” kata Direktur Utama (Dirut) RSA UGM, Dr. dr. Darwito, SH, SpB (K) Onk belum lama ini.
RSA UGM telah ditunjuk sebagai RS rujukan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 14 Maret 2021. Saat itu menyediakan 467 bed dan Lab Diagnostik Covid selama 24 jam untuk pemeriksaan antigen dan RT-PCR dan penanganan pasien yang terindikasi Covid-19.
Selain itu juga menyedikan gedung khusus perawatan Covid-19 yang terpisah dengan layanan reguler. Hal ini mulai pendaftaran, kasir, apotek, poliklinik, rawat inap, dan Intensive care unit (ICU).
Semua petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level tiga sesuai standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Dengan begitu RSA UGM memperoleh penghargaan PPKM Award dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai RS dengan Performa Tata Kelola Covid-19 Terbaik di Regional Jawa dan Bali.
Penghargaan ini diberikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta pada 20 Maret 2023.
Darwito mengaku tidak menyangka pelayanan yang diberikan oleh RSA UGM memdapat perhatian dan apresiasi dari pemerintah. Dia juga bersyukur atas penghargaan tersebut sebagai hasil dari capaian dan kontribusi para tenaga kesehatan (nakes).
Mereka tidak pernah lelah untuk bekerja dan berjuang mengobati pasien Covid-19 agar bisa sembuh dan sehat kembali.
“Tentu bukan tujuan kami, namun pada prinsipnya kita selalu berkomitmen mengerahkan sumber daya, baik itu SDM (sumber daya manusia), fasilitas, dan mencoba melakukan hal yang bisa kami lakukan untuk supaya penanganan pasien Covid-19 jadi lebih baik pada waktu itu,” tuturnya.
Sebelumnya, RSA UGM sudah mendapatkan capaian akreditasi PARIPURNA untuk Indikator Kinerja Kunci ‘RS Terakreditasi Nasional’. Hal ini merupakan hasil capaian tertinggi dalam akreditasi nasional RS.
Akreditasi merupakan pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa rumah sakit telah memenuhi standar akreditasi. Hal ini bertujuan untuk kesinambungan peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. (adm)