Jakarta, isafetymagazine.com – Waskita Karya dan International Labour Organization (ILO) membahas pencegahan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di tempat kerja. Langkah ini dilakukan dengan program HIV Self Testing.
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Niyamoto, menyatakan Program HIV Self Testing merupakan suatu kebijakan non stigma dan diskriminasi bagi pekerja. Layanan ini diharapkan membuat layanan pencegahan HIV lebih ramah, privasi, dan nyaman.
“Skrining HIV Mandiri merupakan salah satu inovasi untuk memperluas akses layanan untuk mengetahui status HIV lebih dini,” katanya belum lama ini secara virtual.
Penerapan skrining HIV dapat diintegrasikan dengan berbagai program perisahaan bagi pekerja seperti Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sebelumnya, ILO telah menerapkan pedoman Tes Mandiri HIV di tempat kerja di Zimbabwe, Kenya, dan India.
“Pedoman Tes Mandiri HIV disusun ILO bersama World Health Organization pada 2018,” tuturnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan STAR 3 Project juga telah menyusun Panduan Teknis Skrining HIV Mandiri di tempat kerja. “Skrining HIV Mandiri akan diperkenalkan ILO dengan metode Oral Fluid Test,” ucap Michiko.
ILO memilih Waskita Karya sebagai salah satu dari tiga perusahaan yang akan menjalankan program Skrining HIV Mandiri. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi perusahaan lain untuk mengikutinya.
“ILO bekerjasama dengan Yayasan Kusuma Buana untuk memberikan bantuan teknis menyusun rencana aksi program dan distribusi alat Skrining HIV Mandiri di perusahaan,” tuturnya.
Yayasan Kusuma Buana mencatat sebanyak 76% kasus HIV dan AIDS menyerang usia produktif pada 20 sampai 49 tahun. Dari angka ini sebanyak 50% berada di tempat kerja.
“Data triwulan I 2021 menunjukkan 68% yang terindentifikasi kasus terjadi pada populasi non kunci dengan pravelensi tinggi pada usia produktif,” tulisnya.
Skrining HIV Mandiri dapat menjadi bagian dari prakarsa kesehatan dan kesejahteraan pekerja terutama tempat kerja yang mengalami kesulitan akses fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Dalam sosialisasi program Skrining HIV Mandiri, kehadiran Yayasan Kusuma Buana diwakili oleh Direktur Layanan Kesehatan, Adi Sasongko.
Pada kesempatan itu Senior Vice President (SVP) QHSE & System PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Subkhan menyambut positif kerjasama program Skrining HIV Mandiri yang ditawarkan ILO. Karena, langkah ini bisa mencegah penularan HIV di tempat kerja.
“Pandemi Covid-19 membuat strategi pencegahan HIV di tempat kerja melalui pendekatan alternatif Skrining HIV Mandiri,” katanya.
Pertamina juga hadir dalam sosialisasi program Skrining HIV Mandiri yang digagas ILO yakni oleh SVP HSE, Sahadi. Perusahaan ini berharap Skrining HIV Mandiri sebagai kontribusi pencegahan HIV-AIDS dari sektor tempat kerja.
“Ini merupakan langkah baik menuju Ending AIDS pada 2030,” ucapnya. (adm)