Health

13 Pekerja Amerta Indah Otsuka Terdiagnosa TBC

Amerta Indah Otsuka telah melakukan skrining TBC terhadap sekitar 7.000 karyawan yang sebanyak 13 karyawan terdiagnosa TBC aktif.

Sukabumi, isafetymagazine.com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI memperingati ‘Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2023’ dengan meluncurkan program ‘Free Tuberkulosis (TBC) at Workplaces’.

Langkah ini diharapkan bisa menangguangi dan menekan laju kasus TBC di tempat dan kalangan pekerja pabrik. Selain itu memberikan pendampingan bagi pekerja yang terdiagnosa positif TBC.

“Kita harus sadar, TBC adalah satu di antara penyakit dahsyat. Peringkat kasusnya di Indonesia naik jadi kedua terbanyak di dunia. Ini karena fokus selama ini pada pandemi Covid-19,” kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Ida Fauziyah di Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (12/1/2023).

TBC masih menjadi salah satu penyakit menular penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan jumlah 900.000 lebih penderita. Dari angka itu sebanyak 450 kasus TBC aktif terjadi pada karyawan dan sisanya belum diketahui.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC untuk mengeliminasinya pada 2030.

“Kita harus sadar TBC adalah satu di antara penyakit dahsyat. Indonesia menempati peringkat kedua dunia saat ini,” ucapnya.

Dari hal ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja.

“Diharapkan manajemen atau penyedia kerja dapat berpartisipasi aktif terhadap penanggulangan TBC di tempat kerja, dimulai dari saat seleksi pekerja, higienis sanitasi di tempat kerja, hingga gotong royong perbaikan perumahan pekerja,” ujar Ida Fauziyah.

Ida Fauziyah mengemukakan isu penanganan TBC di tempat kerja membutuhkan perhatian serius seluruh pemangku kepentingan ketenagakerjaan.

Pasalnya, WHO Global TBC Report pada 2021 menyebutkan Indonesia menempati urutan kedua negara dengan kasus TBC terbesar di dunia.

“Dalam peringatan Bulan K3 Nasional tahun ini, hal yang penting kita fokuskan bersama-sama adalah masalah kesehatan tenaga kerja, yakni masih tingginya penderita TBC di tempat kerja,” tuturnya.

13 Karyawan TBC
Peluncuran program Free Tuberkulosis at Workplaces berlangsung di pabrik Otsuka yang berlokasi di Sukabumi.

Acara ini dihadiri oleh unsur terkait dari pemerintah daerah (pemda) setempat, perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejumlah pakar dari perguruan tinggi.

Program skrining penyakit TBC di kalangan pekerja pabrik telah berlangsung di Indonesia sejak Juli 2022. Hal ini dilakukan oleh delapan perusahaan yakni PT Otsuka Indonesia, PT Amerta Indah Otsuka, PT Otsuka Distribution Indonesia, dan PT Merapi Utama Pharma.

Kemudian, PT Lautan Otsuka Chemical, PT Widatra Bhakti, PT Uni-Charm Indonesia Tbk, dan PT Panasonic Gobel Life Solution.

“Tuberkulosis di Indonesia umumnya dialami masyarakat dengan rentang usia 24-45 tahun. Penanggulangan Tuberkulosis di tempat kerja jadi tonggak penting pemberantasan TBC di Indonesia,” kata Human Resources Department (HRD) and Corporate Communication Director PT Amerta Indah Otsuka, Sudarmadi Widodo.

Amerta Indah Otsuka telah melakukan skrining TBC terhadap sekitar 7.000 karyawan yang sebanyak 13 karyawan terdiagnosa TBC aktif.

Walaupun penyakit TBC memiliki risiko kematian, tetapi dapat disembuhkan dengan pengobatan secara rutin selama enam bulan.

“Saat ini sudah dua orang dinyatakan sembuh dalam kurang dari enam bulan pengobatan,” katanya.

Indah Otsuka sebagai perusahaan di bidang kesehatan menginisiasi program Free TBC at Workplaces didukung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kemenkes.

“Free TBC at Workplaces merupakan program yang bertujuan untuk menanggulangi TBC di tempat kerja dan memberikan pendampingan bagi mereka yang ditemukan positif TBC,” ujar Sudarmadi Widodo.

Stigma Negatif
Tempat kerja bisa menjadi salah satu area penularan TBC diketahui dari deteksi awal yang dapat diatasi dengan konsistensi pada masa pengobatan.

Namun, stigma negatif pasien TBC di tengah masyarakat menjadi tantangan dalam proses skrining penyakit oleh pengelola perusahaan.

TBC bisa menular lewat udara diduga terbawa oleh pasien ke pabrik dari lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat.

Upaya menanggulangi TBC di lingkungan pabrik dilakukan pihak manajemen melalui kerja sama dengan dinkes setempat melalui proses pemeriksaan sampel dahak.

Untuk pasien positif dilakukan karantina dan pengobatan secara rutin hingga sembuh.

“Kontribusi perusahaan adalah memberikan nutrisi yang baik bagi tubuh untuk mendukung penyembuhan. Sementara obat-obatan ditangani oleh pemerintah secara gratis,” ucap Sudarmadi Widodo.

Untuk mengurangi kasus TBC di Indonesia, ujar Ida Fauziyah, dibutuhkan peran aktif dari semua pihak termasuk masyarakat dan swasta.

“Sejalan dengan tujuan kami untuk Indonesia Bebas TBC pada 2030, program Free TBC at Workplaces yang diinisiasi oleh Otsuka akan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi kasus TBC di tempat kerja,” katanya.

Aplikasi Sembuh TB
Pada kesempatan itu juga diperkenalkan aplikasi Sembuh TB sebagai aplikasi pendamping bagi para penderita TBC akan lebih memaksimalkan proses penyembuhan.

Selain itu Otsuka juga meluncurkan aplikasi ‘Sembuh TB; yang bertujuan untuk memaksimalkan pendampingan bagi para penderita tersebut.

Aplikasi tersebut memiliki fitur yang tidak hanya membantu mengingatkan para penggunanya untuk konsisten minum obat. Namun, ini juga dilengkapi dengan food calculator dan informasi seputar TBC maupun nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Founder Narasi Najwa Shihab mengapresiasi keterlibatan swasta yang telah menginisiasi program Free TBC at Workplaces. Langkah ini berkontribusi untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang TBC di tempat kerja.

“Saya berharap dapat mengubah stigma negatif bagi para penderita TBC dan dapat mengurangi kasus TBC khususnya pada usia produktif,” ujarnya. (ant/adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button