Jakarta, isafetymagazine.com – Pekerja farmasi yang beraktivitas di laboratorium mesti menerapkan keselamaan dan kesehatan kerja (K3) seperti pemakaian alat pelindung diri (APD).
Tindakan ini guna melindungi dia dari zat kimia antara lain peroksida, asam kuat, basa kuat atau produk kanker (sitotoksik).
“Obat dapat memiliki efek yang signifikan pada pekerja, apoteker, dan profesional kesehatan lain yang menanganinya,” kata Ahli Farmasi, M. Fithrul Mubarok dalam situs industrifarmasi pada Rabu (10/5/2023).
Sebanyak empat APD yang perlu dipakau pekerja farmasi yakni gown and apron (gaun/jas dan celemek), steril kacamata dan visor pengaman, masker pengaman, dan sarung tangan,
1.Gown and Apron
Pemakaian gaun lengan panjang dan bukaan belakang dikancingkan pekerja guna melindungi dari mikrobiologi di laboratorium.
Hal ini dilengkapi celemek untuk melindunginya dari tumpahan bahan kimia atau bahan biologis seperti darah atau cairan kultur.
“Celemek atau apron ini tidak boleh digunakan di luar area laboratorium,” ujar M. Fithrul Mubarok.
2.Kacamata Steril dan Visor Pengaman
Keduanya melindungi mata dan wajah dari percikan dan benturan benda-benda di laboratorium
Kacamata berbingkai khusus diletakkan dari depan dengan kristal kaca terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah dan dapat dilengkungkan atau memiliki pelindung lateral. Alat ini melindungi dari percikan dan benturan yang diperoleh dengan resep dokter.
“Visor terbuat dari plastik yang tidak mudah pecah, pas dengan wajah dan dilekatkan ke kepala dengan pita atau tudung. APD ini tidak boleh digunakan di luar laboratorium,” ujarnya.
3.Masker Pernapasan
Alat ini melindungi pernapasan yang dilengkapi filter yang dapat diganti untuk melindungi dari gas, uap, partikel, dan mikroorganisme.
“Dalam kasus ini, sangat penting bahwa filter ditempatkan pada jenis masker yang sesuai. Penggantian filter harus ada SOP dan diganti secara berkala, ada pencatatannya,” ujarnya.
M. Fithrul Mubarok mengemukakan masker pernapasan harus dipakai sesuai wajah pekerja dan yang diuji coba dahulu. Untuk memilih jenis masker yang tepat untuk laboratorium perlu meminta rekomendasi dokter spesialis kesehatan kerja.
“Ada baiknya pembelian APD masker khusus ini bersertifikat dan dibeli dari vendor yang resmi,” ujarnya.
4.Sarung Tangan
Sarung tangan melindungi tangan karyawan dari luka akibat benda tajam dan kontak langsung dengan bahan pencemar yang korosif.
Alat ini disarankan berbahan lateks, vinil atau nitril sekali pakai dari jenis bedah yang disetujui untuk penggunaan mikrobiologis untuk menangani agen infeksius dan pekerjaan laboratorium umum.
Sarung tangan yang digunakan berulangkali harus dilepas, dicuci, dibersihkan, dan didesinfeksi secara efisien.
“Pengalaman saya dalam produksi farmasi lebih baik menggunakan sarung tangan nitril karena lebih kuat, bebas serbuk dan tahan lama daripada sarung tangan lateks. Sarung tangan lateks dapat menimbulkan reaksi alergi seperti dermatitis dan hipersensitivitas,” tutur M. Fithrul Mubarok
Setelah menangani bahan infeksius dan sebelum meninggalkan laboratorium, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan sampai bersih. Sarung tangan sekali pakai harus dibuang bersama limbah laboratorium yang terinfeksi. (adm)