Safety at Work

40% Kecelakaan Kerja Dialami Usia 18-30 Tahun

Kalangan milenial adalah agent of change dari budaya K3.

Jakarta, isafetymagazine.com – World Safety Organization (WSO) Indonesia mengemukakan kecelakaan kerja menimpa banyak milenial di Indonesia.

Hal ini didasarkan data International Labour Organization (ILO) Indonesia dan Timor Leste menyebutkan sebanyak 40% kecelakaan kerja dialami usia 18-30 tahun.

“Pekerja muda rawan kecelakaan, karena dia ada di lapangan dan di depan kontak langsung, sehingga perlu diperhatikan keberadaan pekerja muda,” kata Chairman WSO Indonesia, Soehatman Ramli.

Hal ini dikemukakannya dalam webinar bertema ‘Peran Milenial dalam Inovasi dan Meningkatkan Budaya K3 belum lama ini.

Kecelakaan lain juga dialami kalangan milenial seperti kecelakaan laka lalu lintas (laka lantas). Data ini terlihat dari rata-rata 30.000 kecelakaan lantas per tahun, setiap tiga jam sekali adalah anak muda.

“Masa depan anak muda hancur akibat kecelakaan lalu lintas,” ujarnya.

Untuk mengurangi kecelakaan kerja, ujar Hatman, panggilan akrabnya, kaum milenial bisa melakukan budaya keselamatan. Bahkan, mereka diminta sebagai safety champion atau kader keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

“Kalangan milenial bisa sebagai agent of change di rumah, menyampaikan kepada RT dan RW bagaimana membangun budaya safety, bagaimana suatu kampung tidak mengalami kebakaran, dan bagaimana masak dengan aman,” tuturnya.

Untuk memperoleh keahlian di bidang K3, kaum muda dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang menyelenggarakan keilmuan tersebut. Setelah dia menamatkan sekolahnya dapat mempraktikan di dunia kerja.

“Untuk kematangan kemampuan K3 dapat mengikuti suatu asosiasi tentang K3 dan sertifikasi kompetensi K3,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi II Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Isradi Zainal, sepakat kalangan milenial adalah agent of change dari budaya K3.

Langkah ini dilakukan mereka dengan keputusan-keputusannya berbasis teknologi terbaru yang dikuasainya.

“Insha Allah budaya K3 bisa diperoleh bisa dicapai, tapi ini tidak bisa terlepas dari kesehatai sebagai garda terdepan,” ucapnya.

Kalangan milenial dapat membudayakan K3 dengan peran sebagai akselerator yang menyatukan berbagai konsep inovasi. Mereka melek teknologi dan faham informasi.

“Sebuah inovasi berisi terobosan-terobosan baru,” ujarnya. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button