Environment

Apa Alasan dan Upaya BEI Konsen Praktik ESG, Komit Bangun Pasar Modal Berkelanjutan

BEI juga merilis EGS Carbon sebagai platform resmi bursa karbon Indonesia yang didirikan pada 26 September 2023.

Jakarta, isafetymagazine.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) mendukung implementasi praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) di pasar modal Indonesia. Kebijakan ini dipicu ketidakpastian kondisi ekonomi dan dunia usaha secara global.

Hal yang dimaksud antara lain kebijakan proteksionis berupa tarif impor Amerika Serikat (AS) yang berakibat disrupsi rantai pasok.

“ESG bukan hanya sekadar tren, tetapi kebutuhan strategis bagi kelangsungan bisnis dan pembangunan ekonomi. Dengan implementasi ESG yang solid, kita bisa mengurangi risiko, meningkatkan daya saing, dan menciptakan nilai positif bagi semua pemangku kepentingan,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik.

Pernyataan ini disampaikannya dalam ESG Conference bertajuk ‘Navigating ESG In Global Economy Uncertainty’ yang digelar IDX Channel di Gedung BEI, Jakarta pada Kamis (26/6/2025).

Dengan begitu BEI sudah merancang sejumlah strategi dan inisiatif seperti peluncuran lima indeks ESG yakni SRI-KEHATI, IDXESGL, ESGQKEHATI, ESGSKEHATI, dan IDXLQ45LCL.

Tujuannya adalah untuk mendorong investasi yang bertanggung jawab, serta mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja ESG yang baik.

”Sampai dengan bulan Mei tahun ini, total nilai dana kelolaan atau AUM (Asset Under Management) untuk ESG di Indonesia sudah mencapai Rp20,4 triliun dari produk IMF maupun reksa dana yang menggunakan indeks ESG dari BEI sebagai acuan, dengan jumlah produk sebanyak 24 produk dari 15 manajemen investasi,” ujarnya

BEI juga memberikan sejumlah insentif antara lain diskon biaya pencatatan (listing fee) untuk penerbitan obligasi atau sukuk berbasis lingkungan dan sosial (GSS Bonds). Total nilai pencatatan GSS Bonds di BEI mencapai Rp42,5 triliun dari 25 emisi oleh 11 penerbit sampai Juni 2025.

Hal lainnya bekerja sama dengan lembaga global seperti Morningstar, Sustainalytics, dan S&P Global untuk menyediakan ESG Rating bagi emiten.

Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan transparansi dan mendukung keputusan investasi berbasis ESG dari investor global.

Berikutnya, menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi seperti workshop dan webinar tentang ESG dan keberlanjutan bagi para stakeholder di pasar modal.

“Selain itu juga juga menerbitkan panduan pelaporan ESG bagi perusahaan tercatat yang selaras dengan panduan OJK Nomor 21 tahun 2017 dan juga sudah adanya ASEAN Exchanges ESG Common Core Matrix serta mengembangkan platform pelaporan ESG secara elektronik untuk membantu perusahaan tercatat menyampaikan data keberlanjutannya secara lebih efektif,” katanya.

BEI juga merilis EGS Carbon sebagai platform resmi bursa karbon Indonesia yang didirikan pada 26 September 2023.

Platform ini telah memperoleh perdagangan sekitar 1,6 juta ton karbon berbentuk Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) sampai Juni 2025 atau melebihi volume perdagangan bursa karbon di Malaysia dan Jerman.

EGS Carbon juga memfasilitasi perdagangan karbon internasional pertama Indonesia pada Januari 2025. Langkah ini memperkuat posisinya dalam mendukung upaya pengurangan emisi dan pembiayaan transisi energi.

“Melalui rangkaian inisiatif ini, BEI berkomitmen membangun pasar modal yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan bagi masa depan Indonesia,” tuturnya. (adm)

Sumber: IDX Channel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button