Jakarta, isafetymagazine.com – Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segara melakukan perubahan manajemen TransJakarta.
Pasalnya, bus ini terus mengalami empat kali kecelakaan selama dua hari berturu-turut.
“Jika perubahan tidak juga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta maka patut dicurigai adanya pembiaran terhadap buruknya layanan TransJakarta,” katanya di Jakarta pada Senin (14/3/2022).
Empat kecelakaan bus TransJakarta selama dua hari terakhir dinilai terjadi akibat dua masalah yakni dalam struktur manajemen tidak bekerja secara baik yang mesti diperbaikinya. Selain itu kebijakan layanan dan personal manajemen kerja di TransJakarta.
“Di mana struktur manajemen khususnya direksi, tidak bekerja baik dalam membangun manajemen layanan yang aman dan nyaman bagi layanan TransJakarta,” ucapnya.
Perubahan yang perlu dilakukan TransJakarta adalah di jajaran internal manajemen dengan merubah kebijakan layanan dan personel manajemen kerja.
“Perubahan ini termasuk direksi, harus dilakukan oleh gubernur sebagai pemegang saham mayoritas BUMD PT TransJakarta,” ucapnya.
Berbagai perubahan itu harus dilakukan agar terjadi perpindahan warga menggunakan transportasi. Pasalnya, sampai sekarang banyak warga masih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum sehingga terjadi kemacetan.
Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selalu mengatakan Jakarta sudah tidak macet karena masyarakat sudah banyak pindah menggunakan transportasi publik.
Padahal, banyak warga masih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor karena merasa lebih aman.
“Bagaimana pula warga mau pindah ke layanan transportasi publik sementara TransJakarta sebagai moda transportasi publik andalan Jakarta, melakukan layanan penuh dengan kecelakaan lalu lintas yang selalu membawa korban meninggal dunia atau kerusakan serius,” tuturnya.
Direksi Tidak Cakap
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak menilai Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria harus ikut tanggung jawab atas berbagai kecelakaan bus TransJakarta.
Karena, ini merupakan perusahaan jasa milik daerah, sehingga keduanya sebagai pemegang saham perusahaan. Apalagi, rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta dengan direksi TransJakarta, menemukan banyak masalah seperti inkompetensi beberapa direksi.
“Alih-alih mengganti direktur pelayanan eks TGUPP yang tidak punya pengalaman pun mengelola bajaj, malah direktur yang lain yang dicopot,” ujarnya.
Malahan, Gilbert Simanjuntak menilai Ahmad Riza Patria terkesan membela direksi TransJakarta. Padahal, korban terus berjatuhan seperti seorang wanita mati dilindas, sehingga mesti dilakukan perbaikan dalam pelayanan dan keselamatan.
“Seharusnya evaluasi dilakukan dan jika perlu direksi yang ada dicopot dan diganti yang baru dengan latar belakang yang baik untuk mendampingi dirut yang baru,” ucapnya’
Anies Baswedan hanya menyatakan masalah transportasi adalah soal kepadatan lalu lintas dan polusi, sehingga elektrifikasi bus sebagai solusi. Padahal, hal itu tidak tepat lantaran masalah utama dalam transportasi publik adalah keselamatan di transportasi darat, laut, dan udara.
“Tetapi terkesan Gubernur Anies tidak memiliki ‘sense of crisis’ akan keselamatan 10 juta lebih warga Jakarta sehingga korban terus berjatuhan,” ucapnya.
Paradigma pro rakyat untuk mampu mengenali masalah keselamatan ini sebagai masalah terpenting.
“Hal itu harus dimiliki tanpa harus menunggu keluarga sendiri yang jadi korban untuk menghayati penderitaan orang,” ucapnya.
Sekolah Pengemudi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berjanji mengevaluasi tata kelola TransJakarta, karena selama 24 jam terakhir terjadi kecelakaan beruntun empat kali. Hal ini mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
“Kami terus evaluasi. KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) juga sudah melakukan evaluasi, sudah ada rekomendasi,” ucapnya.
Manajemen BUMD DKI bidang jasa transportasi umum juga melaporkan akan membangun sekolah bagi pengemudi bus TransJakarta. Sekolah itu sedang dalam proses manajemen TransJakarta.
“Pak Dirut (TransJakarta) sudah menyampaikan kepada saya ke depan akan dibangun dan dibuat sekolah bagi pengemudi. Sekarang, pilot ada sekolahnya, nahkoda, masinis juga ada sekolahnya,” tuturnya.
Catatan kecelakaan bus TransJakarta sepanjang 2021 menunjukkan 520 kejadian kecelakaan bus TransJakarta di jalan raya. Kejadian ini telah dicvaluasi oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Namun, TransJakarta masih mengalami kecelakaan lalu lintas sampai hari yang merengut korban jiwa.
Sebelumnya, sejak Minggu (13/3/2022) hingga Senin (14/3/2022) terjadi empat kali kecelakaan. Kejadian ini terdiri dari pada Minggu itu sekitar pukul 6.10 WIB terjadi kecelakaan di Jalan MH Thamrin yang mengakibatkan seorang pengendara motor tewas terlindas bus TransJakarta.
Pada hari yang sama di Pesanggrahan, Jakarta Selatan bus TransJakarta menabrak separator berakibat tangki bahan bakar minyak bus tersebut berceceran di jalan.
Kemudian, di Layang Simprug terjadi kecelakaan melibatkan TransJakarta dan mobil sedan mewah pada Minggu malam.
Sementara itu kecelakaan keempat kembali terjadi pada Senin ini yang menyebabkan seorang pejalan kaki tewas ditabrak bus TransJakarta di Pancoran, Jakarta Selatan. (ant/adm)