Jakarta, isafetymagazine.com – Fitch Ratings memprediksi penerbitan sukuk environment, social, and government (ESG) sebesar US$50 miliar atau sekitar Rp775 triliun pada 2025. Angka ini naik 23% dari US$45,2 miliar atau sekitar Rp701,6 triliun pada 2024.
Kenaikan penerbitan sukuk ESG didorong negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia, dan Malaysia yang berfokus pada diversifikasi, pencapaian net-zero, dan upaya keberlanjutan.
“Sukuk menjadi alat pendanaan ESG utama di pasar negara berkembang, dengan proyeksi pertumbuhan yang kuat di tengah inisiatif keberlanjutan, kebutuhan pendanaan, dan kondisi pendanaan yang menguntungkan,” kata Kepala Global Islamic Finance di Fitch, Bashar Al Natoor pada Rabu (29/1/2025).
Sukuk menyumbang sekitar 44% dari pasar modal utang ESG sebesar US$46,3 miliar atau Rp718,3 triliun di kawasan Gulf Cooperation Council/GCC (Dewan Kerjasama Teluk) pada 2024.
Nasdaq Dubai menjadi tempat pencatatan sukuk ESG terbesar pada akhir tahun lalu sebesar 35% dari total volume sukuk global.
Sementara itu Bahrain diperkirakan menerbitkan obligasi internasional termasuk sukuk sebesar US$2 miliar sampai US$3 miliar pada 2025. Negara ini sudah menerbitkan sukuk sebesar US$1 miliar oleh Bapco Energies pada awal 2025.
Laporan Pengembangan Keuangan Islam 2023 menyebutkan nilai Sukuk Hijau sebesar US$24,4 miliar atau sekitar Rp378,2 triliun pada 2022. Malaysia dan Arab Saudi menjadi pemimpin pasar Sukuk ESG diikuti oleh Indonesia dan UEA. (rep/adm)