Kepemimpinan

Zulmiar Yanri, Perempuan Pertama Bidang K3 di Depnaker

Zulminar Yanri sebagai perempuan pertama Direktur Pengawasan Norma K3, Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja.

Menjadi dokter adalah salahsatu dari cita-cita setiap anak Indonesia termasuk anak daerah yang terlahir di Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Untuk menggapai itu, setamat SMA, dia melanjutkan studi di fakultas kedokteran hingga tamat.

Berbekal gelar dokter, Zulminar Yanri diterima bekerja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang saat itu masih bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud).

Lantaran Zulminar Yanri seorang dokter, dirinya ditempatkan di Poliklinik Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud. Mulanya pekerjaan tersebut dia jalani dengan suka-cita.

Setelah empat tahun, muncul rasa bosan, seorang sahabat memberitahu bahwa saat itu Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi (Depnakertranskop) sedang membutuhkan tenaga dokter.

Tanpa pikir panjang, Zulminar Yanri langsung mengurus kepindahan kerja dan diterima pada 1981. Di Depanekertranskop, dia ditempatkan di Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3) yang saat itu dipimpin Achmad SB.

Ini kali pertama Zulminar Yanri berkenalan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Padahal, saat itu dia sama sekali buta tentang itu.

Setelah orientasi beberapa bulan, dirinya merasakan K3 adalah ilmu dan profesi yang menantang, karena unsur ilmu dan praktiknya yang multi dimensi.

Sebagai seorang dokter, Zulminar Yanri mulai menggali ilmu tentang kesehatan kerja, penyakit akibat kerja, toksikologi, psikologi kerja, dan ergonomik.

K3 juga mencakup ruang lingkup teknis seperti mekanikal, elektrikal, konstruksi, bahan kimia beracun dan berbahaya, pesawat uap dan bejana tekan, serta radiasi yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.

Sebagian besar ilmu di atas belum didapatkannya sewaktu kuliah di fakultas kedokteran, sehingga menjadi tantangan baginya,

Untuk mendukung keingintahuan terhadap ilmu K3, Zulminar Yanri menemukan banyak referensi dalam bahasa Inggris.

Karena itu dia memutuskan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, yang di kemudian hari banyak sekali manfaatnya dalam kiprah nasional, regional, dan internasional.

Peserta Terbaik
Setelah menjalani dan menyelami K3 selama satu tahun, pada 1982 Zulminar Yanri mengikuti Pelatihan Pengawas Kesehatan Kerja angkatan pertama yang berlangsung di Yogyakarta.

Menjadi satu-satunya perempuan di antara 30 peserta, Alhamdulillah Zulminar Yanri terpilih sebagai peserta terbaik dalam pelatihan tersebut.

Pengalaman ini menambah motivasi untuk berkiprah di bidang K3, khususnya kesehatan kerja. Kemudian, dia diberikan kesempatan untuk menjabat struktural di berbagai seksi kesehatan kerja.

Pergumulan saya dengan dunia K3 semakin intens. Zulminar Yanri semakin menyenangi K3. Darah K3 mulai mengalir deras dalam diri saya dan semakin larut dengan terus menyelaminya.

Terkesan dengan kinerja Zulminar Yanri, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Hubungan Industrial dan Syarat Kerja Depnaker, Dr Sumakmur PK, memberikan beasiswa S2 dari Depnaker) bidang Hiperkes di Universitas Indonesia (UI) pada 1988-1990.

Zulminar Yanri berhasil mendapat IPK tertinggi, setahun kemudian dia ditugaskan melanjutkan pendidikan S3 dari beasiswa Pemerintah Australia di School of Public Health, Curtin University of Technology, Perth, Western Australia pada 1991-1995.

Perempuan Pertama Bidang K3
Alhamdulillah kedua pendidikan lanjutan tersebut bisa Zulminar Yanri selesaikan tepat waktu. Kemudian, dia diangkat sebagai Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pengawasan Kesehatan Kerja pada 1996.

Selanjutnya, pada 2001 Zulminar Yanri ditunjuk sebagai Direktur Pengawasan Norma K3. Dua tahun kemudian, dia diangkat sebagai Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja.

Selanjutnya, pada 2005 Zulminar Yanri dipercayakan sebagai Kepala Pusat Hiperkes, yang berganti nama menjadi Pusat K3 hingga pensiun pada 2008.

Dengan demikian, Zulminar Yanri sebagai perempuan pertama Direktur Pengawasan Norma K3, Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, dan Kepala Pusat K3, semenjak lembaga itu dilahirkan Depnaker.

Pasalnya, selama ini K3 dianggap sebagai pekerjaan yang bersifat ‘maskulin’, karena lebih banyak berkaitan dengan mesin, konstruksi, listrik, bahan, dan cara kerja yang berbahaya.

Di samping melaksanakan tugas sebagai pegawai Departemen Tenaga Kerja, profesi K3 membawa Zulminar Yanri ke dunia organisasi profesi. Dia aktif di berbagai organisasi profesi di tingkat nasional, regional dan internasional.

1.Anggota Komisi Pestisida Nasional, 1997-2007

2. Anggota Dewan Penasehat, Pengurus Pusat Persatuan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI) 1997-sekarang)

3. Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) 1997-2007.

4. Direktur Eksekutif Secretariat ASEAN Occupational Safety and Health Network (ASEAN OSHNET), 2000-2004

5. Komite Akreditasi Nasional, Anggota, 2002-2003

6.Asosiasi Pengawas Ketenagakerjaan Indonesia (APKI)
a. Ketua bidang Organisasi (2002-2007)

b. Anggota Dewan Pembina (2021-2025)

7. Anggota International Association of Labour Inspection (IALI), 2004-2007

8.Anggota Dewan PenasehatKomite National Responsible Care Indonesia (KNRCI), 2005-2008

9.Anggota Dewan Pengarah Lembaga Sertifikasi Kompetensi K3 (LSK K3), 2007-2010

9. Anggota Dewan PenasehatAsosiasi Hiperkes Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia (AHKKI), 2013-sekarang

Di tingkat regional, Zulminar Yanri aktif di ASEAN Occupational Safety and Health Network (ASEAN OSHNET). ASEAN OSHNET adalah jejaring kerja regional di bidang K3 yang merupakan bentuk kerjasama antara lembaga pemerintah.

Visi ASEAN OSHNET as an effective network in fostering a safe and healthy working environment to bring about a productive and competitive workforce, towards a better qualiy of life.

ASEAN OSHNET sebagai jejaring kerja yang efektif unuk mempercepat lingkungan kerja yang sehat dan aman, menciptakan tenaga kerja yang produktif dan kompetitif, untuk kualitas hidup yang lebih baik.

Pemerintah Indonesia diwakili oleh Pusat Higiene Perusahaan dan K3 (Hiperkes) dan Direktorat Pengawasan Norma K3 (DPNK3).

ASEAN OSHNET lahir di Bali pada 2 Agustus 2000 oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Menaker RI), Bomer Pasaribu.

Organisasi ASEAN OSHNET terdiri dari dua, yaitu
1.Coordinating Board berfungsi menetapkan arah kebijakan, rencana aksi, dan penunjukkan Sekretariat. Anggota Coordinating Board dengan berbagai tugas.

a.Wakil dari negara anggota ASEAN-pimpinan lembaga K3 dari semua negara ASEAN yang saat itu terdiri dari 10 negara.

b.Wakil dari Sekretariat Jenderal ASEAN (ex-officio)

c. Direktur Eksekutif Sekretariat ASEAN OSHNET (ex-officio)
Coordinating Board melaksanakan pertemuan tiap tahun, yaitu Coordinating Board Meeting untuk membahas program-program ASEAN OSHNET.

Coordinating Board Meeting berlangsung setiap tahun bersamaan dengan ASEAN Labour Ministerial Meeting dengan lokasi berbeda antara negara-negara ASEAN.

2.Sekretariat dipimpin oleh Direktur Eksekutif bertugas mewakili ASEAN OSHNET dalam adminstratif dan operasional, serta mengelola pelaksanaan program.

Sekretariat ASEAN OSHNET ditunjuk oleh coordinating board secara bergilir setiap tiga tahun di ibukota negara-negara ASEAN. Indonesia memperoleh penghargaan sebagai Sekretariat ASEAN OSHNET pertama dan sebagai direktur eksekutif selama 2000-2004.

Sebagai Direktur Eksekutif ASEAN OSHNET Zulminar Yanri bisa mengunjungi sembilan dari 10 negara anggota ASEAN, kecuali Kamboja.

Di tingkat global, dia terlibat dalam sejumlah pertemuan lembaga-lembaga dunia seperti International Labour (ILO) dan World Health Organization (WHO).

Setiap tahun ILO melaksanakan konferensi di Jenewa membahas masalah-masalah ketenagakerjaan. Organisasi ini juga melaksanakan pertemuan-pertemuan yang bersifat teknis dan sektoral.

K3 merupakan unsur yang penting dalam masalah ketenagakerjaan, akibat perkembangan teknologi, penggunaan bahan beracun dan berbahaya dan peran ini meningkat dalam perdagangan global.

Karena kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni, Zulminar Yanri sudah mengikuti pertemuan ILO sebanyak tujuh kali.

Satu dari Empat Ahli
Pencapaian yang tidak dapat dilupakan adalah waktu dia mengikuti pertemuan Expert Meeting on Joint ILO/WHO Guideline on Health Service and HIV/AIDS di Geneva pada April 2005.

Pertemuan ILO selalu mengikutkan unsur-unsur tripartit yakni pemerintah, pengusaha, dan pekerja.

Zulminar Yanri adalah salahsatu dari empat ahli yang mewakili unsur pemerintah, mewakili Indonesia, bersama wakil dari negara Kamerun, Chili, dan Federasi Rusia

Karena, dia aktif berkiprah bidang K3 di tingkat nasional dan regional, dirinya sering diundang ke berbagai negara, sebagai peserta, pembicara atau narasumber dalam berbagai pertemuan di bidang K3. K3 sudah mengantar saya mengunjungi puluhan negara di lima benua.

Setelah pensiun, Zulminar Yanri mengabdikan diri pada dunia pendidikan dengan menjadi pengajar di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Tahun 2015 dia diangkat sebagai Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat (Prodi MKM). Dengan dukungan teman-teman sejawat di bidang K3 dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) dikembangkan Peminatan K3 dalam Prodi MKM.

Ternyata Peminatan K3 banyak peminatnya, dan telah menghasilkan banyak MKM (S2) bidang Peminatan K3.

Lalu, Zulminar Yanri aktif di Lembaga Sertifikasi Profesi K3 Indonesia, sebagai Ketua mulai 2017 sampai sekarang. K3 telah memberi energi dan kesempatannya untuk tetap bersemangat melaksanakan kegiatan tersebut.

Tergoda Birahi Politik
Selama 35 tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni 1973-2008 dilarang berpolitik sesuai undang-undang (UU).

Namun, Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendorong Zulminar Yanri menjadi Calon Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbar I yang mencakup kabupaten Solok sebagai daerah kelahiran saya.

Alhamdulillah didukung banyak pihak di Sumatera Barat, dia berhasil memenangkan pemilihan legislatif tersebut, dan menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014.

Walaupun demikian, karena profesi sebagai dokter dan pengalaman kerja di Departemen Tenaga Kerja, Zulminar Yanri memilih berkiprah di Komisi IX, yang membidangi Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

Dia tetap menyuarakan aspirasi rakyat di bidang ketenagakerjaan, khususnya kesehatan pekerja. Ilmu K3 tetap diadia aplikasikan di Senayan. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button