Bogor, isafetymagazine.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan pelatihan konstruksi layang diharapkan bisa menekan kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja di sektor konstruksi layang dinilai masih tinggi didasarkan data Sekretariat Komite Keselamatan Konstruksi (KK). Sebanyak 30 kecelakaan konstruksi yang terjadi pada 2018-2020.
Sekitar 80% dari proyek yang mengalami kecelakaan tersebut melibatkan Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan demikian, Plt Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto meminta hal ini harus diperhatikan semua pihak terkait.
Pihak-pihak ini tercantum dalam UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
“Semua pihak menerapkan prinsip keselamatan menjadi dukungan terhadap pembangunan infrastruktur yang dapat mempercepat pemulihan perekonomian nasional,” katanya.
Hal ini disampaikan dalam‘Pencanangan Proyek Sarana dan Prasarana Pelatihan Konstruksi Layang’ di Citeureup, Bogor, Jawa Barat pada Senin (12/4/2021).
Pada kesempatan itu juga digelar penandatanganan Pakta Ingtegritas Keselamatan Konstruksi Layang. Hal ini dilakukan para direktur QHSE BUMN Konstruksi dan Forum QHSE BUMN Konstruksi.
Selain itu Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi (PAKKI) dan Kementerian PUPR.
Dengan begitu pihak yang terkait dalam konstruksi dapat berkomitmen dan bersinergi dalam keselamatan konstruksi layang seperti BUMN Karya.
“Penerapan aspek keselamatan konstruksi khususnya konstruksi layang dapat dilaksanakan, sehingga pembangunan infrastruktur aman dan zero accident dapat terwujud,” ujarnya. (isf/adm)