Jakarta, isafetymagazine.com – Teknisi listrik adalah salah satu pekerjaan yang memiliki potensi risiko keselamatan kerja, tapi tenaga kerja ini kadang-kadang mengabaikannya dengan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).
“Salah satu APD yang digunakan saat bekerja dengan listrik ini adalah sarung tangan. Karena tangan manusia tidak dapat tahan panas, dingin ataupun sengatan listrik yang diterimanya,” tulis PT Asta Bumi Cipta melalui laman resminya yakni www.astacipta.com pada Selasa (2/5/2023).
Jika teknisi listrik bekerja menggunakan sarung tangan, maka dia akan terhindar dari bahaya sengatan listrik dan luka bakar. Sarung tangan ini tersedia dalam berbagai jenis seperti sarung tangan kulit, berlapis, tahan bahan kimia, dan pengaman listrik.
“Sarung tangan isolasi kadang-kadang dikenal sebagai sarung tangan listrik. Sarung tangan elektrik ini dibuat untuk melindungi Anda saat bekerja di dekat sirkuit listrik yang bermuatan tinggi,” ujarnya.
Asta Bumi Cipta meneruskan sarung tangan juga dapat melindungi pekerja dari kabel dan perangkat listrik seperti trafo dan gardu induk. Selain itu mendeteksi sengatan listrik selama penyambungan kabel atau kebakaran di sekitarnya.
“Tegangan listrik lebih dari 500 volt biasanya menimbulkan risiko bagi tubuh dan organnya,” ucapnya.
Penggunaan sarung tangan oleh teknisi listrik juga dapat dilengkapi alat pelindung tambahan. Dari hal ini banyak perusahaan yang mulai memproduksi insulated coat, boot cover, sarung tangan atau kit listrik.
Burlington Safety menyebutkan sarung tangan yang terbuat dari bahan karet diharapkan bisa memberikan perlindungan keselamatan bagi teknisi listrik. Namun, alat ini mesti diuji oleh produsen guna mengetahui seberapa besar tegangan yang dapat ditahan.
“Semakin tinggi batas voltase, semakin tinggi rating pada sarung tangan,” ucap Asta Bumi Cipta.
Untuk memastikan sarung tangan masih dalam kondisi baik dan dapat dipakai secara aman juga perlu dilakukan pengujian oleh perusahaan secara berkala.
“Sarung tangan elektrik dapat menawarkan perlindungan ozon dan tidak akan membatasi pergerakan tukang listrik saat dia bekerja jika kuat dan fleksibel,” ujarnya.
Untuk menjaga sarung tangan selalu dalam kondisi baik dapat disimpan jauh dari panas, cahaya, kelembapan, dan bahan kimia.
Lapisan sarung tangan terdiri dari berbagai bahan antara lain kulit dan linear yang dapat mengurangi gesekan dan iritasi kulit.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarung tangan hendaklah dengan ukuran yang pas. Jadi, ini tidak akan menghambat proses kerja listrik atau membahayakan pekerja seperti terlalu ketat, terlalu longgar, atau terlalu sulit pemakaiannya.
Beberapa perusahaan menawarkan bagan ukuran untuk sarung tangan sehingga orang dapat mengetahui ukuran sarung tangan mereka. Mereka juga menyediakan bagan peringkat yang menunjukkan arti setiap angka dalam hal tegangan.
Powerandcables mencatat tiga jenis utama sarung tangan isolasi yaitu sarung tangan isolasi standar, mekanis, dan sarung tangan ASTM D120.
Sarung tangan isolasi standar adalah sarung tangan karet yang memberikan sifat elektrik yang sangat tinggi yang harus digunakan bersama dengan sarung tangan kulit.
Kemudian, sarung tangan isolasi mekanis adalah sarung tangan yang dirancang untuk memberikan perlindungan mekanis yang sangat baik terhadap robekan dan tusukan.
Selanjutnya, ASTM D120 Gloves adalah jenis sarung tangan yang memiliki standar terbesar di dunia untuk melindungi para pekerja dari sengatan listrik
“Sarung tangan listrik ini dibagi menjadi dua kategori yang berdasarkan ketahanan material,” tutur Asta Bumi Cipta.
Pertama, sarung tangan dengan tipe I dibuat dari bahan karet alami dan tidak menunjukkan ketahanan terhadap ozon. Kedua, sarung tangan tipe II terbuat dari bahan karet sintetis yang memiliki ketahanan terhadap ozon.
“Sarung tangan isolasi ini harus dipilih sesuai dengan tingkat tegangan yang akan digunakan,” ujarnya.
Sarung tangan bagi teknisi listrik juga diklasifikasikan ke dalam kategori sesuai dengan sifat ketahanan lingkungan berupa kelas, voltase, warna produk, dan ukuran laki-laki atau perempuan.
Pembagian sarung tangan bagi teknisi listrik juga dapat dilakukan dengan dua kelas yaitu low voltage dan high voltage. Sarung tangan low voltage merujuk kelas 00 dan kelas 0 dan sarung tangan high voltage mengacu pada kelas satu sampai kelas empat.
:Pada sarung tangan kelas 00 dan kelas 0 ini hanya terdapat di tipe I dan tipe II, sedangkan kelas lainnya hanya dibuat dengan karet alam tipe 1,” ujarnya.
Sarung tangan listrik atau isolasi karet dibuat dengan proses pencelupan agar dapat mencapai ketebalan dan lapisan karet sesuai kebutuhan. Hal ini diperlukan agar bisa menahan tegangan yang terdapat pada kelas sarung tangan. (adm)